Konsorsium Mitsubishi dan PJB Berpeluang Menangi Proyek PLTGU Jawa 1
"Kalau dari aspek kemampuan finansial, saya kira konsorsium Pertamina dan konsorsium Medco cukup kuat."
Penulis: Danang Setiaji Prabowo
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Proyek PLTGU Jawa-1 (1.600 MW) saat ini memasuki proses klarifikasi dokumen dan evaluasi.
Pada batas waktu pengumpulan dokumen lelang proyek tersebut, ada empat konsorsium yang berpartisipasi yakni Adaro-Sembcorp, Mitsubishi-PJB-Rukun Raharja, Pertamina-Marubeni-Sojitz, dan Medco-Nebras.
Mitsubishi dinilai mempunyai peluang memenangkan lelang karena menggandeng PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) sebagai partner konsorsium yang juga anak usaha PLN sekaligus penyelenggara lelang.
Namun pesaing Mitsubishi dalam proyek ini juga cukup kuat dalam hal finansial, jika menengok konsorsium Pertamina-Marubeni-Sojitz dan Medco-Nebras.
"Kalau dari aspek kemampuan finansial, saya kira konsorsium Pertamina dan konsorsium Medco cukup kuat. Pertamina dan Medco mencatatkan kinerja yang cukup bagus dalam beberapa waktu terakhir. Tetapi kalau dilihat dari kombinasinya, Mitsubishi berpeluang besar juga karena menggandeng anak usaha PLN," ujar Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro, saat dikonfirmasi Tribunnews, Senin (12/9/2016).
Proyek PLTGU Jawa-1, kata Komaidi, konon akan menjadi yang terbesar.
Biasanya dalam proyek besar seperti ini, ada beberapa risiko yang kemungkinan bisa terjadi. Namun risiko itu umumnya berkorelasi dengan aspek finansial.
"Risiko yang sudah-sudah biasanya masalah teknis pelaksanaan, pengadaan tanah, dan infrastruktur pembangkitnya. Semua risiko tersebut umumnya berkorelasi dengan aspek finansial. Makin besar kemampuan finansial, umumnya makin dapat mengelola risiko tersebut," jelasnya.
Dalam pengerjaannya proyek senilai USD 2 miliar atau sekitar Rp 26 triliun ini, Komaidi menilai pemenang lelang tak perlu melakukan sub kontrak ke pihak lain lantaran peserta lelang sudah berbentuk konsorsium.
"Saya kira cukup pemenang lelang saja. Apalagi kan sudah dibuat konsorsium, sehingga tidak perlu disubkan lagi," paparnya.