Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ahok Berbagi Jurus Manajerial di Sanur Bali

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bakal berbagi jurus manajerial di swiss-Bell Resort Watu Jimbar Sanur, Bali 27- 29 September 2016.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Ade Mayasanto
zoom-in Ahok Berbagi Jurus Manajerial di Sanur Bali
Warta Kota/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, berbicara saat Memberikan pengarahan kepada para Kontraktor BUMN, BUMD, Swasta dan Penyedia Beton Precast di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (23/8/2016). Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha 

* PPM Manajemen Gelar Human Capital National Conference 2016

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bakal berbagi jurus manajerial di swiss-Bell Resort Watu Jimbar Sanur, Bali 27- 29 September 2016. Ahok -sapaan Basuki- tampil selaku keynote speaker acara Human Capital National Conference 2016, dengan tema "Building High Perfomance Organisation in Disruptive Technologies."

Kepala Divisi Even PPM Manajemen Wita Hartanto mengatakan Ahok diundang sebagai narasumber lantaran dianggap kompeten karena telah berhasil melakukan perubahan dalam organisasi baik itu lembaga pemerintahan maupun perusahaan akan menjadi pembicara. Selain Ahok, PPM Manajemen juga mengundang Lena Setiawati (PT Bank Central Asia Tbk.), Adi Nugroho (PT AngkasaPura I (Persero)) dan B. SigitSuryanto (KompasGeamedia).

Untuk diketahui, budaya organisasi, kompetensi dan keahlian karyawan, serta gaya kepemimpinan merupakan faktor yang mendukung keberhasilan organisasi dalam bertransformasi. DivisiHuman Capital memiliki kewajiban peran dan fungsi dalam organisasi untuk memastikan itu semua berjalan optimal.

"Menghadapi kondisi yang penuh ketidakpastian, setiap perusahaan perlu memastikan diri mampu bertumbuh secara berkelanjutan, perusahaan juga harus mampu melakukan inovasi dalam setiap bagian bisnis prosesnya," tulis rilis PPM Manajemen terkait acara yang diikuti Ahok.
Bukan hanya itu, perusahaan pun disarankan meningkatkan kemampuan melakukan transformasi organisasi setiap. Perusahaan harus mampu berinovasi hingga tingkatan model bisnis.

Konsultan/pelatih Senior PPM Manajemen, Octa Melia Jalal MA, ACP,CITP mengungkapkan, era digital sekarang ini telah merubah kompetisi pasar. Sebuah organisasi atau perusahaan akan menghadapi pesaing baru yang sebelumnya tidak terprediksi. Sebagai contoh, perusahaan taksi dulu hanya berpikir pesaingya adalah perusahaan taksi lainnya. Tapi kini ternyata pesaing mereka adalah ojek online.

"Interupsi digital telah merubah kompetisi. Untuk dapat bertahan tentunya yang diharapkan adalah high perfomance organisation," ujarnya saat ditemui Tribunnews di kantornya di Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, baru-baru ini.

Berita Rekomendasi

Menurut Melia, jika terjadi perubahan lingkungan maka yang perlu dilakukan agar dapat bertahan adalah bertransformasi. Sementara itu bentuk transformasi yang paling baik adalah dengan melakukan Inovasi bukan hanya beradaptasi.

"Jadi inovasi itu adalah jawaban untuk selamat dari perubahan yang terjadi," katanya.
Menurut Melia, perusahaan mau tidak mau harus tetap berkinerja tinggi untuk dapat bertahan bahkan unggul di era digital sekarang ini. Apabila tidak cepat ditanggapi maka perusahaan harus siap akan kehilangan marketnya. Lantas bagaimana cara perusahaan dapat tetap berkinerja baik pada era digital sekarang ini?

Melia mengungkapkan, agar berjalan baik, inovasi dalam sebuah organisasi/perusahaan tidak dapat hanya dilakukan oleh satu atau dua orang saja. Melainkan harus melibatkan seluruh komponen/ karyawan. Dengan kata lain harus terdapat perubahan kultur dalam perusahaan .
"Perubahan kultur tersebut antara lain repositioning organisasi, perilaku, keahlian, dan gaya kepemimpinan," paparnya.

Dalam melakukan perubahan itu unit sumber daya manusia (SDM) atau human resources (HR) harus menjadi mitra berpikir mengenai bagaimana cara merubahnya dan siapa yang menggerakan perubahan tersebut. Banyak terjadi dilapangan justru HR hanya ikut melakukan perubahan kultur, tanpa menjadi mitra.

"Selama ini SDM beranggapan ketika ada perubahan, mereka (SDM) yang melakukan, menjalankan perubahan, harusnya menjadi mitranya," katanya.

Jadi menurut Melia, perubahan yang dilakukan oleh perusahaan pada era digital sekarang ini harus diawali dari unit SDM (HR) dengan berperan sebagai mitra perusahaan atau dengan kata lain human capital, bukan hanya menjadi personalia saja.

"Jadi menjawab perubahan menjadi digital ya dengan perubahan human capitalnya. Ketika mau transformasi organisasi ternyata harus diubah orangnya," imbuhnya. (TAUFIQ ISMAIL)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas