Kantong Plastik Dijual Rp 5.000, Pengusaha Tak Bisa Kendalikan Harga
"Kami bersusah payah, bahwa ini harga bermacam-macam," ujar Tutum
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) telah mencabut tarif kantong plastik belanja di semua ritel mulai 1 Oktober 2016. Alasannya karena banyak masyarakat yang menuai kontroversi.
Wakil Ketua Umum Aprindo Tutum Rahanta mengaku pihaknya tidak bisa mengendalikan harga tarif plastik. Walaupun sudah diumumkan mulai digratiskan kembali, namun ada pihak-pihak lainnya yang memanfaatkan tarif tersebut.
"Kami bersusah payah, bahwa ini harga bermacam-macam," ujar Tutum di Jakarta, Senin (3/10/2016).
Tutum mengaku ada ritel di sebuah daerah menjual satu kantong plastik sampai Rp 5.000. Menurut Tutum hal itu merupakan bentuk kesalahan koordinasi antara sesama peritel.
"Terjemahan salah ke bawah, jadinya nggak bisa direm. Padahal pemerintah pusat sudha membuat rem Rp 200 per kantong plastik," ungkap Tutum.
Menurut Tutum masih ada masing-masing anggota Aprindo yang sengaja mengenakan tarif kantong plastik bahkan diatas Rp 2.000. Hal yang menyulitkan Aprindo adalah pembatasan wilayah yang tidak bersatu di dalam pusat distribusi plastik.
"Sistemnya kacau, anggota kami yang punya kasir bermain," ungkap Tutum.