BPC Hipmi Jakarta Pusat Sangat Mendorong Kerjasama Industri Makanan dan Minuman di Indonesia
Indonesia saat ini memiliki PDB yang cukup stabil setelah krisis ekonomi yang semapt terjadi di tahun 2008.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia saat ini memiliki PDB yang cukup stabil setelah krisis ekonomi yang semapt terjadi di tahun 2008.
Salah satu penyebabnya adalah pertumbuhan sektor riil yang didorong dari pertumbuhan populasi yang cukup produktif.
Menurut data yang dikutip dari QASA Strategic Consulting, sektor perdagangan wholesale dan ritel, memiliki kontribusi PDB yang cukup tinggi di 13%, dari total PDB Nasional.
Untuk sektor perdagangan makanan dan minuman, Indonesia masih cukupbergantung terhadap produk impor, terutama untuk beberapa raw material makanan dan minuman yang berkontribusi sebesar 60%-70%.
Menurut Joko Wiyono, Founder dari QASA Strategic Consulting, di tahun 2014 saja, nilai impor raw material makanan dan minuman di Indonesia diperkirakan mencapai USD 3.2 Miliar.
Dari sisi pasar ritel, Joko Wiyono juga menambahkan bahwa pasar ritel tradisional masih mendominasi ritel market di 70%, sementara modern ritel berkontribusi 30%. Namun dari sisi pertumbuhan, ritel modern memiliki pertumbuhan yang cukup tinggi di 25% per tahun dalam empat tahun terakhir.
Sementara itu M Aaron Annar Sampetoding, Ketua Umum BPC HIPMI Jakarta Pusat mengatakan HIPMI sebagai pengusaha pejuang, pejuang pengusaha yang cinta tanah air, harus memimpin reorientasi arah ekonomi Indonesia dan menciptakan sumber pendapatan ekonomi baru yang lebih berkelanjutan ke depannya.
"Pengusaha Indonesia dan korea dapat sama-sama bermitra untuk membuka lini produksi baru untuk Makanan Olahan Seafood di Indonesia. Terlebih market di Indonesia yang masih sangat besar, bahan baku alam di Indonesia yang sangat berlimpah, dan juga peluang untuk memberi nilai tambah bagi perekonomian Indonesia secara umum,” papar Aaron Annar Sampetoding.
Guna melihat peluang diatas, HIPMI membuka peluang bagi anggotanya untuk mengetahui lebih dekat produk2 korea melalui kegiatan One-on-One Busines Meeting yang diprakarsai oleh Korea International Trade Association (KITA) di Mandarin Oriental Hotel, 30 September.
Daniel Kweon selaku Executive Representative KITA Jakarta Center menyampaikan bahwa dengan acara yang disupport oleh Ministry Ocean and Fisheries Korea Selatan ini diharapkan agar Pengusaha importir dan pengolah makanan di Indonesia dapat menjadi mitra strategis para pelaku usaha makanan dari Korea Selatan.