Hingga Kuartal III, Garuda Indonesia Rugi 43,6 Juta Dollar AS
PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) membukukan kerugian sebesar 43,6 juta dollar AS selama periode sembilan bulan pertama 2016.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) membukukan kerugian sebesar 43,6 juta dollar AS selama periode sembilan bulan pertama 2016.
Kinerja tersebut drop 184,8 persen dibandingkan periode sama tahun lalu (year on year/YoY).
Pada sembilan bulan pertama 2015, Garuda Indonesia masih mencatatkan laba bersih sebesar 51,4 juta dollar AS.
Direktur Utama Garuda Indonesia M Arif Wibowo Senin (31/10/2016) di Jakarta mengakui, situasi industri penerbangan memang masih sarat dengan berbagai tantangan, seperti perlambatan ekonomi global yang berdampak pada kondisi pertumbuhan ekonomi nasional.
Meskipun sepanjang 2016 masih merugi, kinerja Garuda menunjukkan indikasi membaik dalam beberapa bulan terakhir. Hal tersebut terbukti khusus pada kuartal III 2016 (Juli-September), BUMN ini mencetak laba bersih positif sebesar 19,6 juta dollar AS.
"Kami mencoba tetap optimistis bisa terus melanjutkan pertumbuhan positif hingga akhir 2016," kata Arif dalam paparan kinerja.
Arif mengatakan, kerugian selama semester I 2016 sebenarnya sudah diprediksi pada awal tahun ini.
Itulah kenapa Garuda Indonesia melakukan disiplin efisiensi biaya secara proportional. Diharapkan kerugian bisa ditekan hingga akhir tahun 2016.
Dari sisi pendapatan, Garuda Indonesia mencatatkan pendapatan total sebesar 2,87 miliar dollar AS selama sembilan bulan pertama 2016. Pada periode sama tahun lalu, pendapatan total tercatat sebesar 2,85 miliar dollar AS.
Dalam kesempatan sama, Direktur Keuangan Garuda Indonesia Helmi Imam Satriyono mengatakan, pengeluaran sembilan bulan pertama naik 5,3 persen, dari 2,72 miliar dollar AS tahun lalu, menjadi 2,8 miliar dollar AS 2016.
"Salah satu komponen terbesar itu pada biaya. Memang pendapatan naik, tetapi biayanya juga naik," kata Helmi.
Lebih lanjut ia menuturkan, kenaikan biaya tersebut didorong oleh kenaikan biaya sewa pesawat dan gaji pilot.
Biaya pesawat selama sembilan bulan 2016 tercatat 751,5 juta dollar AS, atau naik 13,9 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar 659,9 juta dollar AS.
Sementara itu gaji karyawan pada sembilan bulan 2016 tercatat sebesar 1,43 miliar dollar AS atau naik 14,4 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar 1,25 miliar dollar AS.
Helmi menambahkan, biaya bahan bakar pesawat turun 15,9 persen dari 806 juta dollar AS menjadi 678 juta dollar AS.
"Ada rugi kurs juga, namun tidak terlalu besar. Yang paling besar adalah biaya tenaga kerja sama pilot, dan tambahan sewa pesawat," kata dia.(Estu Suryowati)