Indonesia-Iran Perluas Kerjasama Perdagangan
Pemerintah RI dan Iran juga melihat potensi yang menjanjikan pada kerja sama di sektor energi.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sidang Komisi Bersama Ekonomi (SKB) Bidang Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan antara Republik Indonesia – Republik Islam Iran dibuka secara resmi hari ini, Jumat (25/11) di Jakarta.
Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menjadi tuan rumah pertemuan yang merupakan merupakan SKB pertama pasca-implementasi kesepakatan Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Menteri Komunikasi dan Teknologi Informasi Iran Mahmoud Vaezi, Duta Besar Iran untuk Republik Indonesia Valioah Mohammadi, Duta Besar Republik Indonesia untuk Iran Octaviano Alimudin.
Hadir pula lebih dari 100 delegasi dari kedua negara yang terdiri dari pejabat tinggi pemerintahan serta sektor swasta.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memimpin delegasi Republik Indonesia, sementara Menteri Komunikasi dan Teknologi Informasi Iran Mahmoud Vaezi menjadi pimpinan delegasi Iran dalam SKB ke-12 ini.
"Kedua negara diikat oleh kesamaan nilai dan budaya serta telah menjalin kerja sama di berbagai bidang, antara lain bidang ekonomi, pendidikan, riset dan teknologi, kesehatan, olahraga," ujar Darmin Nasution, Jumat (25/11/2016).
Perundingan dua pihak dibagi ke dalam empat komite, yakni komite keuangan dan perbankan, komite perdagangan, komite industri dan investasi, komite energi dan infrastruktur serta kerja sama lainnya.
Iran merupakan sahabat dan mitra strategis bagi Republik Indonesia.
Hubungan bilateral kedua negara semakin erat pasca pertemuan bilateral kedua negara di KTT KAA tahun lalu serta KTT Luar Biasa OKI bulan Maret 2016 lalu.
Momentum tersebut juga kian terjaga pasca implementasi JCPOA yang mencabut sebagian sanksi ekonomi terhadap Iran.
Nilai total perdagangan bilateral Indonesia-Iran pada 2015 mencapai 273,1 juta dollar AS, mengalami tren penurunan sebesar 38,51 persen sejak 2011 yang tercatat sebesar 1,8 miliar dollar AS.
Sampai bulan Agustus 2016, nilai perdagangan bilateral hanya mencapai 150 juta dollar AS atau lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu yaitu sebesar 195 juta dollar AS.
Pada bidang investasi, berdasarkan catatan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi Iran di Indonesia secara kumulatif dalam periode 2011-2014 sebesar 6,3 juta dollar AS dengan 16 proyek.
"Kita harapkan pelonggaran sanksi sebagai konsekuensi dari Implementation Day Joint Comprehensive Plan of Action dapat memulihkan kembali hubungan bilateral Indonesia dan Iran," kata Darmin.
Pemerintah RI dan Iran juga melihat potensi yang menjanjikan pada kerja sama di sektor energi.
Pertamina dan National Iranian Oil Company (NIOC) telah bekerja sama dalam suplai LPG pada tahun ini sebesar 88.000 ton dan jumlahnya akan terus meningkat pada tahun depan.
Kerja sama ini dapat ditingkatkan ke sektor-sektor lainnya seperti crude oil, refinery, produk petrokimia dan lainnya di masa mendatang.