Capai Target Inklusi Keuangan Melalui Manager Agen Laku Pandai dan Agen Telekomunikasi
Adanya manager agen dan peluang agen telekomukasi sebagai agen keuangan memungkinkan makin banyak masyarakat mendapatkan pelayanan perbankan
Penulis: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belajar dari negara lain, pemerintah perlu mengeluarkan berbagai regulasi untuk mencapai target Keuangan Inklusif (inklusi keuangan) sebesar 75 persen pada tahun 2019 seperti agen penjual ponsel bisa menjadi agen layanan keuangan digital (LKD).
Otoritas berwenang bisa menghadirkan Manager Agen untuk membantu para agen Laku Pandai mengelola, memastikan mereka aktif dan menambah jaringan agen di pedesaan.
Grace Retnowati, Country Manager Indonesia MicroSave mengatakan, tanpa regulasi itu, target yang dicanangkan Presiden Joko Widodo, 18 Oktober 2016 lalu akan sulit dicapai, mengingat saat ini yang baru mendapatkan pelayanan keuangan inklusif baru 36 persen.
"Upaya peningkatan inklusi keuangan ini baru dilakukan 2-3 tahun terakhir ini dan pemerintah sesuai Peratutan Presiden No 82 tahun 2016 menargetkan menjadi 75 persen masyarakat Indonesia mendapatkan pelayanan keuangan," kata di Jakarta, Selasa (29/11/2016).
MicroSave, LPEM FEB UI dan Inke Maris & Associates bekerjasama membentuk Aksi untuk Keuangan Inklusif Indonesia (AKSI) yang menyediakan rekomendasi berbasis penelitian dan pengalaman kepada pemangku kepentingan di pemerintahan, pelaku industri, dan lainnya yang terlibat dalam Keuangan Inklusif di Indonesia
AKSI perpanjangan tangan dari gerakan inklusi keuangan di seluruh dunia yang diinisiasi oleh United Nations Secretary General Special Advocate for Inclusive Finance Development (UNSGSA) dan didukung oleh lembaga multidonor internasional.
Dikatakannya, hingga bulan Juli 2016 jumlah Laku Pandai mencapai 160 ribu dan LKD 103 ribu, namun hanya hanya kurang 30 persen aktif berikan layanan keuangan. Aktif memberikan pelayanan artinya setidaknya satu kali transaksi dalam satu bulan.
Walaupun jauh dari target, bercermin dari pengalaman di negara lain dengan index Keuangan Inklusif yang lebih tinggi seperti India hingga 53,1 persen bukan mustahil target akan bisa dicapai.
"Berbagai kendala juga dihadapi dalam hal agen, antara lain agen yang belum cakap, tidak aktif, serta memiliki keterbatasan dalam hal likuiditas karena faktor jaminan," katanya.
Tentang Manager Agen, Grace menceritakan, di India ada lebih dari 100 Agen Manager bekerja untuk lebih dari 30 bank dan mengelola lebih dari 503.878 agen untuk memberikan layanan keuangan.
Hadirnya Manager Agen ini untuk menjawab kesulitan atau keterbatasan keterbatan bank mengelola agen-agen secara langsung dan Manager Agen berperan untuk rekrutmen seleksi melakukan trinning.
Manager agen ditempatkan di daerah-daerah untuk mendampingi agen-agen dan membantu agen melaksanakan keuangan inklusif di desa-desa dan memberikan pengetahuan agen yang enggak cakap, mengajarkan mengelola liquiditas.
Grace juga menyarankan agen telekomunikasi atau agen penjualan pulsa berperan sebagai LKD, apalagi saat ini ada lebih dari 1 juta agen telekomunikasi yang dapat dimanfaatkan untuk menyalurkan dan memberikan layanan keuangan di daerah terpencil.
"Sebenarnya ini merupakan jaringan lebih luas dibandingkan lembaga keuangan keuangan atau perbankan. Diharapkan ada regulasi memungkinkan memberikan layanan perbankan apalagi jumlah pemilik ponsel sudah merata di Indonesia," katanya.