Tahun Depan Pasar Farmasi Nasional Diprediksikan Sekitar Rp 78 triliun
Industri farmasi perlu mengeluarkan inovasi terkini dalam produk bahan baku, kemasan, teknologi
Penulis: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari pemerintah telah meningkatkan kemajuan industri farmasi melalui perluasan pasar untuk produk baru yang inovatif dan lebih baik guna memenuhi kebutuhan layanan kesehatan nasional.
Hal ini mendorong pertumbuhan industri farmasi sebagaimana kenaikan permintaan obat-obatan sehingga pasar farmasi nasional diprediksikan mencapai kisaran Rp 78 triliun pada 2017 atau tumbuh 5-6 persen dibandingkan tahun 2016.
"Namun pertumbuhan industri ini tidak berbanding lurus dengan nilai penjualan dikarenakan JKN hanya menyediakan obat generik sehingga membatasi lingkup variasi jenis obat-obatan lainnya," kata Kendrariadi Suhanda, Ketua Umum Pharma Materials Management Club (PMMC) di Jakarta, Rabu (14/12/2016).
Wakil Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha (GP) Farmasi Indonesia ini menambahkan, industri farmasi perlu didorong melalui riset dan inovasi untuk memenuhi kebutuhan akan produk –produk perawatan khusus seperti produk – produk onkologi atau penyakit kritis lainnya.
"Industri farmasi perlu mengeluarkan inovasi terkini dalam produk bahan baku, kemasan, teknologi serta kemitraan strategis dengan para profesional industri farmasi yang saling bersinergi," katanya.
Vincent Harijanto, Wakil Ketua Umum PMMC dan Ketua Litbang Perdagangan dan Industri Bahan Baku GP Farmasi Indonesia mengatakan, bahan baku obat atau API – Active Pharmaceutical Ingredients merupakan komponen penting yang turut menentukan kualitas obat.
"Indonesia saat ini sedang dalam tahap awal untuk memulai produksi API di dalam negeri, dengan dukungan pemerintah melalui program akselerasi pertumbuhan industri farmasi nasional," katanya.
Christopher Eve, Presiden Direktur PT UBM Pameran Niaga Indonesia mengatakan, riset dan inovasi berperan penting dalam kelangsungan industri farmasi Indonesia, terlebih dalam situasi saat ini.
"Karena itu kami CPhI South East Asia (CPhI SEA) memperluas peluang membangun jejaring bagi pemain industri farmasi lokal maupun multinasional," katanya.
Ia berharap Indonesia mampu untuk memenuhi kebutuhan ini, dan melalui kegiatan seperti CPhI South East Asia, para profesional industri farmasi dapat bertukar informasi dan pengalaman bagi kemajuan industri farmasi secara umumnya.