Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ikuti Gaya Hidup Boleh, Tetap Fokus Berinvestasi Itu Harus

“Saya pilih beli rumah. Harga mobil memang lebih murah dan penting untuk mobilitas, tapi tempat tinggal lebih penting"

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Ikuti Gaya Hidup Boleh, Tetap Fokus Berinvestasi Itu Harus
TRIBUN KALTIM/Aridjwana
PROGRAM SEJUTA RUMAH - Gelaran Pameran Program Sejuta Rumah Garapan PT. Borneo Delapan Enam di Atrium e-Walk Balikpapan Superblock (BSB), Kota Balikpapan, Jumat (8/4/2016). 

Sah-sah saja memenuhi hasrat kebutuhan lifestyle. Tapi, biaya untuk kebutuhan itu maksimal 20% dari gaji.

Risza Bambang, Perencana Keuangan OneShildt Financial Planning, lebih ekstrem lagi.

Dia mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup, anggarannya tidak boleh melebihi angka minimal tabungan yakni sebesar 10% dari gaji.

Minimal 10 persen

Hanya, Tejasari menuturkan, untuk bisa mulai mencicil rumah dalam lima tahun ke depan, sebaiknya generasi milenial langsung berinvestasi ketimbang sekadar menabung di bank.

“Namun, menabung dulu saja minimal 10% dari penghasilan sudah bagus untuk melatih mereka,” tutur Tejasari.

Kalau memang mau langsung berinvestasi, Tejasari menyatakan, ada tiga pilihan instrumen: tabungan emas, reksadana, atawa produk asuransi berbalut investasi atau unitlink.

Berita Rekomendasi

Tapi sebelumnya, menetapkan dulu tujuan investasi jangka pendek dan panjangnya. Tujuan investasi jangka panjang, misalnya, untuk dana pensiun.

Sedang tujuan investasi jangka pendek, selain untuk rumah, juga membeli mobil atau biaya menikah. Porsi investasi jangka pendek lebih besar dari investasi jangka panjang.

“Cuma sebaiknya, investasi jangka pendek untuk beli rumah. Kalau mobil, nilai asetnya akan turun, sementara rumah akan naik. Dan, kenaikan harga rumah susah dikejar jika ditunda-tunda belinya,” imbuh Tejasari.

Itu sebabnya, Tejasari berpesan, buat generasi milenial yang baru bekerja, ada baiknya sedari awal sudah membagi porsi penghasilannya dengan seimbang dan berinvestasi.

Menurut Risza, gaya hidup adalah pilihan. Dan, belum tentu semua gaya hidup negatif. Meski begitu, generasi milenial harus bisa menentukan gaya hidupnya sesuai kemampuan.

“Tapi, sekarang anak muda sudah feodal. Gengsi sudah nomor ke sekian. Mereka sudah bisa bereksplorasi sesuai kemampuan keuangan,” katanya.

Agar generasi milenial tetap bisa berinvestasi di samping memenuhi gaya hidupnya, pertama, mereka harus membuat perencanaan keuangan untuk lima tahun ke depan.

Halaman
1234
Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas