Prospek Industri Perbankan Syariah Membaik di 2017
"Tahun ini sudah mulai recovery karena bank syariah berkaitan dengan sektor riil jadi pasti membaik"
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Angin segar boleh jadi bertiup menghampiri industri perbankan syariah. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksi, perbaikan ekonomi nasional bakal memulihkan kinerja perbankan syariah di tahun ini.
Deputi Komisioner Pengawas Perbankan OJK Mulya E. Siregar mengatakan, konsolidasi internal yang dilakukan bank syariah di sepanjang tahun lalu telah meminimalisir dampak perlambatan ekonomi terhadap kinerja bank.
"Tahun ini sudah mulai recovery karena bank syariah berkaitan dengan sektor riil jadi pasti membaik," kata Mulya, Jumat (6/1/2017).
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad menambahkan, pembiayaan bermasalah atawa non performing financing (NPF) perbankan syariah pun masih terkendali di akhir 2016.
Per akhir November 2016, NPF perbankan syariah berada di level 3,2%. Adapun penyumbang terbesar NPF perbankan syariah tahun lalu berasal dari sektor perdagangan. Hingga Oktober 2016, rasio NPF sektor perdagangan sebesar 8,36% atau setara Rp 2,4 triliun.
Sebagai perbandingan, NPF sektor perdagangan sebesar Rp 2,09 triliun di akhir 2015. Dengan kata lain, NPF sektor perdagangan melonjak 17,48% secara tahunan.
Direktur Wholesale Banking PT Bank Syariah Mandiri (BSM) Kusman Yandi menyebutkan, pihaknya mengurangi pembiayaan ke sektor perdagangan agar NPF tidak meningkat. Saat ini, portofolio penyaluran pembiayaan ke sektor perdagangan sebesar 10,47% dari total portofolio pembiayaan BSM.
"Persentase NPF di sektor ini masih di atas 5% sehingga kami membatasi ekspansi ke sektor perdagangan," kata Kusman.
Kusman menambahkan, BSM juga memantau ketat perkembangan NPF di sektor lain yang memiliki NPF tinggi. Misalnya saja, NPF di sektor listrik, gas dan air, transportasi, pertambangan dan konstruksi.
Atas dasar itulah, BSM masih akan menjauhi pembiayaan tahun ini di empat sektor tersebut.
BSM mampu menekan rasio NPF menjadi sebesar 5,4% per akhir November 2016. Angka ini turun drastis dari posisi NPF November 2015 sebesar 7,07%.
Sementara BCA Syariah percaya diri memasang target rasio NPF di bawah 1% di akhir tahun lalu. Adapun NPF BCA Syariah per November 2016 masih di kisaran 0,46%.
Selain perdagangan, NPF sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi sebesar 7,52%, disusul NPF pertambangan 7,86%.
Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang