Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Sri Mulyani Ajak Ratusan Pendeta dan Pastor Dorong Umatnya Ikut Pengampunan Pajak

"Kami menggunakan waktu berkumpul sebaik mungkin, mulai hari ini dari kelompok agama," ungkap Sri Mulyani.

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Sri Mulyani Ajak Ratusan Pendeta dan Pastor Dorong Umatnya Ikut Pengampunan Pajak
TRIBUNNEWS/ADIATMA FAJAR
Menkeu Sri Mulyani dalam pemaparannya tentang Tax Amensty di depan 400-an pastor dan pendeta di kantor Direktorat Jenderal Pajak, Senin (16/1/2017). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kembali melakukan dialog Perpajakan. Kali ini, Sri Mulyani memberikan pemaparan tentang pentingnya membayar pajak dan program pengampunan pajak (tax amnesty).

Menteri Keuangan hadir di kantor Pajak sekitar pukul 09.00 WIB.

Mengenakan kemeja putih lengan panjang, Sri Mulyani menjelaskan struktur APBN dan pajak sebagai tulang punggung negara di depan 400 jamaah nasrani.

Begitu memasuki ruangan, Sri Mulyani langsung disambut dengan tepuk tangan gemuruh dari para pendeta, pastor dan jamaah nasrani lainnya.

Sri Mulyani kemudian bersalaman dengan Ephorus (pimpinan) HKBP, Pendeta Darwin Lumbantobing.

Dalam pemaparannya di depan jamaah HKBP, Sri Mulyani langsung membahas pada inti permasalahan pajak yaitu tax amnesty.

Sri Mulyani berharap para jamaah bisa ikut membantu program yang akan selesai pada Maret 2017.

Berita Rekomendasi

"Khusus mengenai tax amnesty, pekerjaan rumah paling besar bagi kami," ujar Sri Mulyani di kantor Direktorat Jenderal Pajak, Senin (16/1/2017).

Mantan Managing Director Bank Dunia memaparkan dalam beberapa bulan ke depan akan mengumpulkan para pemimpin agama lainnya.

Tujuan utamanya untuk mendorong program tax amnesty berhasil.

"Kami menggunakan waktu berkumpul sebaik mungkin, mulai hari ini dari kelompok agama," ungkap Sri Mulyani.

Setelah bertemu dengan kelompok agama dari Nasrani, Sri Mulyani dijadwalkan bertemu dengan kelompok Muslim, lalu dilanjutkan Budha, Hindu, dan Konghucu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas