Kisah Sukses Adji Watono (4): Pasca merger dengan Dentsu, Serahkan Posisi CEO ke Anak Pertama
Maya bergabung dengan Dwi Sapta pada akhir 2006, setelah sebelumnya menetap di Australia selama 10 tahun.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasca merger dengan Dentsu Aegis Network pada 25 Januari 2017, nama grup perusahaan periklanan Dwi Sapta pun berubah menjadi Dwi Sapta Dentsu Aegis Network.
Tampuk kepemimpinan perusahaan juga beralih ke generasi kedua. Anak pertama Adji Watono, Maya Watono, tampil menggantikan posisi Adji sebagai Chief Executive Officer (CEO).
Maya bergabung dengan Dwi Sapta pada akhir 2006, setelah sebelumnya menetap di Australia selama 10 tahun.
Setelah menyelesaikan pendidikan di sana, Maya tidak langsung kembali ke Indonesia, Dia sempat bekerja di sana selama beberapa tahun.
Baca: Kisah Sukses Adji Watono (1): Rintis Kerajaan Bisnis Advertising dari Studio Foto di Rawamangun
Saat pertama bergabung, Maya diberi kepercayaan menangani Main Ad, sebuah full service agency yang didirikan tahun 2005. Main Ad menangani klien di wilayah selatan Jakarta.
Saat Maya masuk, pendapatan Main Ad masih sekitar Rp 30 miliar dengan jumlah karyawannya sekitar 20-an orang. Kliennya juga masih diberi sang induk, Dwi Sapta.
Namun, menurut Adji, setelah beberapa tahun, Maya berhasil mendongkrak pendapatan perusahaan hingga mencapai sekitar Rp 400 miliar sampai Rp 500 miliar.
Baca: Kisah Sukses Adji Watono (2): Dapat Klien Besar Perusahaan Rokok Kretek Asal Kudus
Sukses mengembangkan Main Ad, sejak 2008 Maya dipercaya memegang Netracom Neopost. Kemudian pada 2009, dia diminta memegang DSP Media, unit bisnis Dwi Sapta yang menangani media buying.
Adji mengaku menyiapkan Maya untuk memimpin perusahaannya secara bertahap. Dia tak mau anaknya hanya menikmati apa yang dikerjakannya, tetapi ikut berproses sebagaimana dirinya susah payah membangun perusahaan.
"Dia sendiri belajar. November 2006 dia mulai, sekarang I think sudah cukup bagus jadi CEO, pimpin 11 perusahaan, go internasional lagi. Tanpa dia, Dwi Sapta berat karena go internasional," katanya.
Baca: Kisah Sukses Adji Watono (3): Berjibaku Menyelamatkan Perusahaan dari Badai Krisis
Setelah merger ini, Adji optimis Dwi Sapta akan menjadi lebih baik. Hingga 2023, Dwi Sapta Dentus Aegis Network memproyeksikan pertumbuhan pendapatan 10%-15% per tahun. (habis)
Reporter: Petrus Dabu