Turun Tipis, Astra International Bukukan Pendapatan Bersih Konsolidasian Rp 181,1 Triliun di 2017
Nilai aset bersih per saham AI tercatat sebesar Rp2.765 pada 31 Desember 2016, naik 10% dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2015.
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pendapatan bersih konsolidasian grup PT Astra International Tbk (AI) turun 2 persen menjadi Rp181,1 triliun pada tahun 2016,
Presiden Direktur PT AI Prijono Sugiarto dalam keterangan pers tertulisnya kepada Tribunnews, Senin (27/2/2017) memaparkan penurunan pendapatan bersih konsolidasian grup AI antara lain karena faktor penurunan pendapatan di segmen alat berat dan pertambangan.
Selain itu juga dipicu oleh penurunan kontribusi pendapatan dari Toyota sales operation setelah implementasi model distribusi dua tingkat (two-tiered) yang berlaku efektif sejak awal tahun lalu.
Prijono Sugiarto juga menyebutkan, laba bersih konsolidasian grup naik 5% menjadi Rp15,2 triliun pada tahun 2016, seiring peningkatan kontribusi dari segmen otomotif, alat berat dan pertambangan, agribisnis serta infrastruktur dan logistik.
Sebagian peningkatan kontribusi tersebut diimbangi oleh penurunan kontribusi dari segmen jasa keuangan, teknologi informasi dan properti.
Baca: Laba Bersih Divisi Keuangan Astra International Menukik Tajam
Nilai aset bersih per saham AI tercatat sebesar Rp2.765 pada 31 Desember 2016, naik 10% dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2015.
Sementara, nilai kas bersih AI, di luar Grup Jasa Keuangan, mencapai Rp 6,2 triliun per akhir tahun 2016,
dibandingkan nilai kas bersih pada akhir tahun 2015 sebesar Rp1,0 triliun.
Grup Jasa Keuangan mencatat utang bersih sebesar Rp47,7 triliun, dibandingkan dengan Rp44,6 triliun pada akhir tahun 2015.
Dividen final Rp113 per saham (2015: Rp113 per saham) akan diusulkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada April 2017.
Baca: Divisi Otomotif Grup Astra International Tbk Raih Laba Rp 9,2 Triliun, Penjualan AHM Turun
Usulan dividen final tersebut bersama dengan dividen interim Rp55 per saham (2015: Rp64 per saham) membuat dividen total pada tahun 2016 menjadi Rp168 per saham (2015: Rp177 per saham), yang
mencerminkan rasio dividen (payout ratio) sebesar 45% (2015: 50%, atau 45% bila tidak
memperhitungkan dampak penurunan nilai properti pertambangan).
“Kinerja bisnis Grup Astra sepanjang tahun 2016 cukup memuaskan dengan peningkatan
kinerja yang stabil di beberapa lini bisnis. Prospek tahun 2017 tampaknya cukup positif
dengan perbaikan kondisi ekonomi dan kenaikan harga batu bara,” kata Prijono Sugiarto.