Gandeng Pebisnis Pemula, LLP-KUKM Gelar 'Wonderful Start-Up Academy'
Program tersebut dilakukan lantaran perkembangan usaha kecil menengah (UKM) yang semakin menggeliat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan UKM (LLP-KUKM) Kemenkop dan UKM menggandeng start-up dengan menngelar agenda 'Wonderful Start-Up Academy (WSA)'.
Program tersebut dilakukan lantaran perkembangan usaha kecil menengah (UKM) yang semakin menggeliat serta siap memasarkan produk unggulan di pasar domestik hingga global.
Direktur Utama LLP-KUKM Ahmad Zabadi mengatakan, program WSA itu diikuti sekitar 60 start-up yang terpilih dan diikutsertakan dalam program mentoring.
Dalam kelas mentoring tersebut membahas program inkubasi start-up di bidang tourism di Co-Working Space Galeri Indonesia WOW (GIW), Gedung SME Tower SMESCO Indonesia, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.
Di setiap sesi, para start-up mendapatkan pelatihan dari narasumber yang kompeten, diantaranya, Wisnu Dewobroto (head of Trisakti University Business Incubator) dan Johanes Adi Purnama Putra (manager Incubator Management Telkom).
’’Geliat start-up memang sangat besar. Makanya, banyak bermunculan para pelaku usaha kecil menengah yang siap ekspose di pasar domestik. Kami pun membantu mengemas bagaimana strategi memasarkan produk agar bisa bersaing dan menembus pasar domestik. Salah satunya lewat program WSA,’’ ujar Zabadi dalam pernyataan persnya yang diterima Tribunnews, Senin(13/3/2017).
Zabadi menambahkan, LLP-KUKM akan terus membantu mempromosikan dan memasarkan produk yang siap dipasarkan lebih global.
Dia mengatakan, produk yang dihasilkan UKM di Indonesia harus berani bersaing dalam pemasaran dan promosi.
Karena itu, program WSA diharapkan menjadi terobosan baru untuk membimbing para start-up agar menghadirkan produk terbaik yang bisa dipasarkan dan dipromosikan lebih meluas lagi.
Sementara itu, dalam sesi kelas mentoring, Wisnu Dewobroto, Head of Trisakti University Business Incubator memberikan materi tentang customer validation.
Dia memfokuskan tentang pentingnya membuat produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
’’Produk boleh sama, tetapi value yang diberikan harus berbeda. Value adalah sesuatu yang memang dibuat untuk customer, yaitu solusi yang kena banget,’’ ujarnya.
Wisnu menambahkan, potensi gagal bagi start-up adalah hal yang tak bisa dihindari.
Namun, start-up akan sukses jika menerima feedback dari konsumen serta menghindari banyaknya asumsi.
’’Asumsi itu ya risiko. Jika terlalu banyak berasumsi dalam customer validation, kegagalan dalam bisnis akan semakin besar. Karena itu, yang paling penting adalah validated ideas atau business plan,"ujar Wisnu.
Sementara itu, Johannes Adi Purnama Putra, manager Incubator Management Telkom) menyampaikan bahwa customer validation merupakan fondasi kuat bagi start-up.
Produk yang dibuat haruslah memecahkan permasalahan yang ada. Johannes pun meminta para start-up untuk melakukan validasi ulang supaya bisa memastikan kekuatan fondasi.
Hal ini, merupakan tahap pertama yang sangat penting dan harus diperhatikan.
Selanjutnya, kata dia, yang harus diperhatikan adalah product validation.
Produk tidak harus komplet, bisa berupa prototype atau produk berskala kecil yang bisa diujikan kepada konsumen.
Setelah konsumen mau memakai, berlanjut pada business model dan tahu cara menghasilkan uang melalui produknya.
’’Setelah produknya tumbuh, perusahaannya pun harus tumbuh dan meningkat,’’ tambahnya. Materi inilah yang akan dipelajari dalam program WSA.
Menurut Johannes, dalam program WSA, framework yang ada di Telkom Indigo pun akan diterapkan di WSA dengan dilengkapi bermacam ilmu dan pelatih, topik, serta pembahasan beragam.
Johannes berharap melalui program ini akan membangun ekosistem start-up.
Wonderful Start-Up Academy merupakan sebuah inkubasi start-up dan program percepatan yang fokus bergerak di bidang tourism.
WSA merupakan program yang dijalankan oleh International Council for Small Business (ICSB) Indonesia. Program ini didukung penuh oleh dua kementerian, yakni Kementerian Koperasi dan UKM (KUKM) dan Kementerian Pariwisata (Kemenpar).