Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Melihat dari Dekat Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Terbesar di Dunia, Sarulla

Namun siapa sangka, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sarulla yang berada di Tapanuli Utara itu akan menjadi PLTP terbesar di dunia.

Penulis: Yulis Sulistyawan
zoom-in Melihat dari Dekat Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Terbesar di Dunia, Sarulla
Sarulla Operations Ltd
Pembangkit Listrik Panas Bumi Sarulla di Tapanuli Utara 

TRIBUNNEWS.COM, TAPANULI UTARA - TAK terlihat banyak kepulan asap layaknya pembangkit listrik tenaga uap. Suara bising yang identik dengan mesin pembangkit listrik tenaga uap atau diesel juga hampir tak terdengar.

Namun siapa sangka, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sarulla yang berada di Tapanuli Utara itu akan menjadi PLTP terbesar di dunia.

Akhir pekan ini,Tribunnews.com berkesempatan melihat langsung PLTP Sarulla.

Untuk menuju lokasi, terbang dari Jakarta dan turun di Bandara Silangit yang tak jauh dari Danau Toba.

Beruntung Bandara Silangit di Tapanuli Utara sudah diresmikan Presiden Jokowi beberapa bulan lalu. Sehingga tak perlu jalan darat dari Medan yang butuh waktu 7 jam.

Dari Silangit, masih butuh waktu sekitar 2 jam untuk menjangkau lokasi PLTP Sarulla.

Pembangkit Listrik Panas Bumi Sarulla di Tapanuli Utara
Pembangkit Listrik Panas Bumi Sarulla di Tapanuli Utara (Sarulla Operations Ltd)

Jalanan berbukit dan berkelok serta pemandangan alam nan indah, membuat perjalanan hampir dua jam tak terasa.

Berita Rekomendasi

Butuh kendaraan yang benar-benar fit untuk mencapai lokasi lantaran sebagian jalanan berlubang.

Jangan bayangkan lokasi PLTP Sarulla berada di kawasan hutan lindung.

Begitu memasuki Kecamatan Pahae Jae, rumah penduduk terlihat lebih padat dari kawasan sebelumnya. Anak-anak sekolah dasar berjalan dengan santai saat pulang ke rumah.

Tiba di Desa Silangkitan di Kecamatan Pahae Jae, baru lah terlihat pipa-pipa besar berwarna silver yang sepertinya belum lama terpasang. Pipa tersebut mengarah ke lokasi lebih rendah.

Di lokasi tanah datar seukuran sekitar sekitar 5 hektar itulah berdiri kantor sekaligus pembangkit listrik Sarulla. Beberapa rumah penduduk terlihat hampir menyatu dengan kawasan PLTP Sarulla.

Kepulan uang kecil keluar dari atas cerobong pendek dan di beberapa lokasi dengan skala yang juga kecil.

Pembangkit Listrik Panas Bumi Sarulla di Tapanuli Utara
Pembangkit Listrik Panas Bumi Sarulla di Tapanuli Utara (TRIBUNNEWS / YULIS)

Pipa besar dari arah perbukitan, selanjutnya tersambung dengan mesin turbin.
Posisi turbin sengaja dijauhkan dari pemukiman. Di letakkan di bagian yang berbukit sehingga tak menimbulkan suara berisik bagi lingkungan sekitar, sekaligus untuk keamanan.

Meski berada di bagian perbukitan, mesin-mesin turbin yang berwarna hijau ditopang dengan besi setinggi sekitar 10 meter. Turbin-turbin pembangkit Sarulla 1 yang kini telah beroperasi, besarnya seluas sekitar 40 x 70 meter.

Jangan bayanggkan turbinnya super besar. Panas bumi yang dieksplorasi dari sumur-sumur di sekitar Silangkitan, dibagi menjadi pipa-pipa berukuran sedang yang langsung terhubung dengan turbin-turbin ukuran sedang.

Di atas turbin itu baru lah terlihat asap uap mengepul dalam skala kecil. Begitu turbin berputar dan menggerakkan generator, maka listrik langsung muncul. Maka terlihat pula koneksi dari generator ke kabel-kabel listrik bertegangan tinggi.

Terbesar di Dunia

Komisaris Utama Medco Energi Power Hilmi Arifin dalam paparannya di hadapan Menteri ESDM Ignasius Jonan, Wakil Ketua DPR RI Agus Hermanto, Ketua komisi VII DPR Gus Riawan Pasaribu dan sejumlah Dirjen di Kementerian ESDM saat meninjau Sarulla,Jumat (31/3/2017) mengatakan, Sarulla Unit 1 telah beroperasi sejak 18 Maret 2017.

Sarulla Unit 1 yang sumur-sumurnya berada di Silangkitang atau SIL saat ini berhasil memroduksi listrik sebesar 110 MW.

Koneksi listrik dari PLTB Sarulla
Koneksi listrik dari PLTB Sarulla (TRIBUNNEWS / YULIS)

Hilmi Panigoro mengatakan, Sarulla Unit II atau disebut Namora I Langit (NIL 1) akan beroperasi atau commercial on date (CoD) November 2017. Sedangkan Sarulla Unit 3 atau NIL 2 akan beroperasi pada Mei 2018.

"Sebelum Lebaran 2018, semoga Sarulla sudah menghasilkan 3 x 110 MW," tegas Hilmi.

Hilmi juga meminta dukungan dari pemerintah agar target Sarulla menghasilkan 1000 MW bisa terwujud.

Presiden Director PT Medco Energi Power fazil E Alfitri mengatakan, Sarulla akan menjadi pembangkit listrik tenaga geothermal terbesar di dunia. "Sarulla akan menjadi pembangkit listrik tenaga panas bumi yang terbesar di dunia," tegas Fazil E alfitri.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulyana menjelaskan, Sarulla bisa menjadi terbesar di dunia karena memiliki potensi kandungan panas bumi yang cukup besar serta menggunakan tekhnologi paling efisien.

"Potensi kandungan panas bumi di Sarulla sangat besar. Sarulla ini berada di sekitar kawasan Gunung Toba yang kini tinggal menyisakan kaldera berbentuk danau terbesar di dunia. Kandungan panas bumi dari eks Toba inilah yang sekarang, salah satunya dieksplorasi di Sarulla," jelas Rida.

Pembangkit Listrik Panas Bumi Sarulla di Tapanuli Utara
Pembangkit Listrik Panas Bumi Sarulla di Tapanuli Utara (TRIBUNNEWS / YULIS)

Rida menjelaskan bahwa Gunung Toba yang meletus 7000 tahun lalu, menjadi erupsi terbesar di sepanjang sejarah dunia dan hampir memusnahkan seluruh manusia dan hewan di muka bumi.

Dan kemungkinan, kandungan panas bumi di sekitar eks Toba juga sangat besar, mengingat magma di Toba saat meletus 7000 tahun lalu sangat luar biasa.

Diinjeksi Lagi

Sarulla menggunakan tiga metode dalam pembangkitannya, yaitu condensing, bottomic, dan binary sehingga sangat efisien dalam memanfaatkan uap dan produk uap (brine).

Tingkat efisiensi PLTP Sarulla mengalahkan tiga PLTP lain di Tanah Air, yaitu PLTP Darajat, PLTP Kamojang, dan PLTP Wayang Windu.

Yunus Saefulhak, Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM mengatakan uap sumur yang dimanfaatkan untuk PLTP Sarulla 1 hanya 65 megawatt (MW) tapi bisa menghasilkan listrik dengan kapasitas terpasang 110 MW.

Pembangkit Listrik Panas Bumi Sarulla di Tapanuli Utara
Pembangkit Listrik Panas Bumi Sarulla di Tapanuli Utara (Sarulla Operations Ltd)

“PLTP Sarulla memang paling efisien, beda dengan beberapa PLTP lainnya seperti PLTP Kamojang, PLTP Darajat, atau Wayang Windu yang hanya menggunakan satu metode, yaitu condensing. Dengan metode ini, uap yang tersedia harus lebih besar. Misalnya, untuk menghasilkan listrik 110 MW dibutuhkan uap dari sumur sebesar 130 MW,” ujar Yunus.

Fazil E Alfitri menjelaskan, PLTP Sarulla Unit 1 menggabungkan teknologi flash dari Toshiba dan biner Ormat. Teknologi ini menghasilkan pembangkit listrik dengan efisiensi tinggi dan menginjeksikan kembali 100 % dari uap panas bumi yang sudah terpakai.

"Pipa ada dua itu satu untuk membawa panas bumi ke turbin dan kemudian setelah didinginkan, diinjeksi lagi ke dalam tanah. Sehingga super efisien dan ramah lingkungan," jelas Fazil.

Toshiba menyediakan turbin dan generator uap (STGs) panas bumi untuk sistem flash. Sedangkan Ormat membuat desain konseptual dari pembangkit PLTP unit siklus gabungan (GCCU) dan menyediakan Ormat Energy Converter (OEC).

Fungsi GCCU dan OEC adalah sebagai kondensasi bagi turbin-turbin uap dan memanfaatkan brine terpisah untuk memaksimalkan penggunaan sumber daya dan memaksimalkan daya keluaran.

Sarulla Operations Ltd mengoperasikan unit 1 PLTP Sarulla yang berlokasi di Silangkitang Kecamatan Pahae Jae, Tapanuli Utara, berkapasitas 110 MW pada 18 Maret 2017.

Rida Mulyana menjelaskan, dengan uap yang telah terpakai lantas diinjeksi lagi ke dalam perut bumi, maka kekhawatiran pembangkit ini merusak lingkungan justru terbantahkan.

Justru ketika uap yang telah dikondesasikan dan lantas dimasukkan lagi ke bumi, semakin membuat kondisi air di dalam tanah tetap terjaga dengan baik.

"Bahkan di PLTP yang sudah berjalan, kondisi hutan makin lebat karena untuk butuh uap itu asalnya dari air tanah yang panas karena magma. Jadi hutan harus bagus," jelas Rida.

27 Tahun

Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, PLTP Sarulla ini baru beroperasi setelah 27 tahun semenjak proyek ini dilelang. Pembebasan lahan dan perizinan menjadi salah satu penyebab lamanya pengembangan wilayah kerja panas bumi Sarulla ini.

"Kenapa sampai 27 tahun? Sebenarnya ini bukan kendala. Eksplorasi panas bumi ini sama dengan migas, butuh waktu lama dan biayanya mahal,"jelas Jonan.

Menteri ESDM Jonan saat meninjau PLTB Sarulla di Tapanuli Utara. Jonan didampingi Wakil Ketua DPR  Agus Hermanto dan Ketua Komisi VII DPR RI Gus Riawan Purba
Menteri ESDM Jonan saat meninjau PLTB Sarulla di Tapanuli Utara. Jonan didampingi Wakil Ketua DPR Agus Hermanto dan Ketua Komisi VII DPR RI Gus Riawan Purba (TRIBUNNEWS.COM / YULIS)

PLTP Sarulla akan diresmikan Presiden Jokowi pada Mei 2017 nanti.Sarulla Unit 1 yang sudah beroperasi, listriknya dijual ke PLN dengan harga Rp 6,79 sen per Kwh.

Jonan juga berharap, seemakin besar produksi listriknya, maka harga listrik yang dijual Sarulla ke PLN semakin murah. "Semoga setelah Unit 2 nanti harganya bisa 5,79 sen," harap Jonan.

Menurut Jonan, listrik dari Sarulla ini untuk menambah suplai listrik di Sumatera Utara.

Pada periode awal 2017 ini beban puncak listrik di sistim Sumatera Bagian Utara mencapai sekitar 1950 MW.

Untuk memperkuat sistem kelistrikan di region ini, target awal semester II tahun 2017 akan masuk pembangkit baru yakni PLTP Sarulla 2 (110 MW) serta MVPP Belawan 240 MW.

Jonan juga berharap, harga listrik ke depan semakin terjangkau masyarakat. "Jangan sampai ada kabel listrik di kampung, namun warga tak mampu pasang listrik karena harganya mahal," pinta Jonan.

Sarulla Operations Ltd adalah pengembang PLTP Sarulla. Sebanyak 50% saham Sarulla Operations dimiliki Itochu Corp dan Kyushu Electric Power Co Inc masing-masing 25%. Sisanya dimiliki oleh PT Medco Power Indonesia sebesar 18,9975%, Inpex Corp 18,2525%, dan Ormat International Inc 12,75%

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas