Perusahaan Bonafid Rumania Kunjungi KPPIP Minta Penjelasan Proyek
Tertarik investasi transportasi, perusahaan senior Rumania mengunjungi KPPIP untuk meminta penjelasan proyek di Indonesia.
Editor: Y Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Silih berganti calon investor dari luar negeri mengunjungi Indonesia untuk mengetahui secara langsung perkembangan pelaksanaan proyek.
Dalam rangka mempercepat investasi, Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) menerima kunjungan S. Astra Vagoane Calatori S.A (Astra Passenger’s Coaches Factory/APCF) dari Rumania, Rabu (17/5/2017.
APFC merupakan perusahaan yang telah 125 tahun memproduksi rollingstock untuk kebutuhan Rumania dan sebagian besar Eropa.
Dalam kunjungannya ke KPPIP, Bussines Manager APCF yang didampingi perwakilan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia serta perwakilan KBRI Rumania, berkesempatan melihat secara langsung perkembangan pembangunan fasilitas perkeretaapian di Depo Kereta Api Manggarai.
“Kami ingin memperoleh informasi lengkap tentang potensi bisnis sektor transportasi perkeretaapian di Indonesia,” jelas Andrei Micug, Bussines Manager APCF saat menyampaikan tujuan kedatangannya ke Indonesia.
Rainier Haryanto, Direktur Program Project Management Office (PMO) KPPIP, didampingi oleh Dwianto Eko Winaryo (Direktur Proyek Sektor Transportasi), menjelaskan kepada delegasi Rumania bahwa Indonesia akan membangun 2.159 kilometer rel antar kota dan 1.099 kilometer rel dalam kota di Jawa, Sumatra, Sulawesi dan Kalimantan.
Dia juga menyampaikan, pembangunan sektor transportasi di Indonesia bertujuan utamanya adalah untuk mengurangi biaya logistik yang tinggi. Sehingga diharapkan harga barang di Indonesia akan terpangkas dengan terkoneksinya wilayah Indonesia melalui pembangunan sektor transportasi.
“Inilah waktu yang tepat untuk berinvestasi pada sektor infrastruktur di Indonesia, karena pemerintah Indonesia telah melakukan beberapa langkah reformatif baik dari sisi kebijakan fiskal maupun dari sisi kelembagaan serta kebijakan peraturan yang selama ini menjadi hambatan investasi di negara kita,” jelasnya meyakinkan delegasi Romania.
Selanjutnya Dwianto memberikan paparan ringkas tentang beberapa reformasi yang telah dilakukan termasuk menjelaskan sejumlah proyek prioritas KPPIP disektor perkeretaapian seperti proyek pembangunan Light Rapid Transport (LRT) Jabodebek (Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi) dan LRT Sumatera Selatan.
Sebagaimana diunggah di laporan semester KPPIP, Proyek LRT Jabodebek direncakan membutuhkan pendanaan sekitar Rp.22 Triliun rupiah dan telah dimulai sejak tahun 2015 dan ditargetkan mulai beroperasi tahun 2019.
Sedangkan LRT Sumatera Selatan direncanakan dengan kebutuhan pendanaan sekitar Rp. 13 Triliun rupiah dengan target mulai beroperasi pada tahun 2018, yang diharapkan dapat digunakan untuk mendukung perhelatan Asian Games 2018 di kota Palembang.
“Kami terus berkomunikasi intensif dan mengadakan rapat koordinasi untuk mengakselerasi proses pembangunan,” tegas Rainier Haryanto menjelaskan upaya yang telah dilakukan KPPIP.
Disebutkan juga rapat koordinasi yang dilakukan KPPIP melibatkan pelaksana proyek serta para pemangku kepentingan terkait untuk mengetahui detail perkembangan dan hambatan yang dihadapi.
Termasuk di dalamnya, upaya KPPIP memfasilitasi rapat koordinasi yang melibatkan investor agar masalah pendanaan yang dihadapi proyek dapat memperoleh solusi terbaik.
“KPPIP terus mendorong investasi dalam dan luar negeri untuk bisa segera terealisasi, termasuk jika diperlukan, jaminan dari pemerintah seperti jaminan resiko politik, khususnya untuk proyek-proyek yang masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN)” jelas dia.