Summarecon Raih Pendapatan Rp 5,4 Triliun pada Tahun 2016
PT Summarecon Agung Tbk, menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Summarecon Agung Tbk, menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang salah satu agendanya adalah melaporkan tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2016.
Laporan keuangan tahunan tersebut telah diterima dengan baik dan mendapatkan pengesahan serta persetujuan dalam RUPST.
Presiden Direktur Summarecon, Adrianto P Adhi mengatakan tahun 2017 pihaknya optimistis akan meraih hasil penjualan yang lebih baik, seiring dengan pertumbuhan ekonomi sampai akhir tahun yang diperkirakan meningkat pada kisaran 5,0 persen-5,4 persen juga inflasi sekitar3,0 persen-3,2 persen.
"Kesuksesan program amnesti pajak, penurunan BI 7 Day Repo Rate dan pelonggaran kebijakan kredit melalui peningkatan rasio LTV akan membuat akses ke pembiayaan properti menjadi lebih terjangkau," ungkap Adrianto P Adhi usai acara public expose yang digelar di Pandan Kafe, Klub Kelapa Gading, Kamis 15/6/2017).
Dikatakan Adrianto P Adhi, pada tahun 2017, perseroan menargetkan prapenjualan pemasaran sebesar Rp 4,5 Triliun atau kenaikan sebesar 50 persen dibandingkan tahun 2016.
"Target tersebut diharapkan dapat dicapai dari penjualan produk properti di lima lokasi pengembangan. Pada RUPS tahunan ini juga telah diputuskan bahwa pembagian dividen adalah sebesar Rp 5 per lembar saham," jelas Adrianto P Adhi.
Dalam RUPST tersebut, dilaporkan bahwa ditengah ketidakpastian ekonomi dan politik, baik dari dalam maupun luar negeri yang memberikan dampak kecenderungan masyarakat untuk menunda konsumsi dan investasi, khususnya investasi di sektor properti, Summarecon berhasil mencatat prapenjualan pemasaran sebesar Rp 3 Triliun.
Hasil tersebut diperoleh dari lima lokasi pengembangan, yaitu Serpong sebesar 54 persen dari total pra penjualan pemasaran, Bandung sebesar 14 persen, Bekasi sebesar 13 persen, Karawang sebesar 11 persen dan Summarecon Kelapa Gading 8 persen.
Namun demikian, pencapaian tersebut masih berada 31 persen dibawah pencapaian tahun 2015.
Pada laporan keuangan tahun 2016, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 5,4 Triliun atau mengalami penurunan sebesar 4 persen dengan laba bersih sebesar Rp 0,6 Triliun atau mengalami penurunan sebesar 43 persen dari tahun sebelumnya.
Unit bisnis pengembangan properti masih merupakan untuk usaha yang memberikan kontribusi pendapatan dan laba usaha tertinggi yaitu sebesar Rp 3,6 Triliun atau 66 persen dari total pendapatan dan Rp 1 Triliun atau 71 persen dari total laba usaha.
Unit bisnis investasi dan manajemen properti serta rekreasi dan perhotelan merupakan unit bisnis yang memberikan pendapatan berkelanjutan.
Pendapatan dari kedua unit bisnis ini adalah sebesar Rp 1,6 Triliun serta berkontribusi sebesar Rp 0,4 Triliun atas laba usaha perseroan di tahun 2016.
Sebagai unit bisnis yang memberikan pendapatan berkelanjutan, perseroan akan terus melanjutkan pertumbuhan unit bisnis dengan penambahan properti baru secara selektif.