Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

6 Fakta Tol Bocimi, Proyek yang Tak Kunjung Rampung Selama 20 Tahun, Kini Dikebut Jokowi

Jalan tol yang nantinya diharapkan dapat menjadi solusi kemacetan hingga ke Sukabumi itu belum juga menunjukkan titik cerah.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in 6 Fakta Tol Bocimi, Proyek yang Tak Kunjung Rampung Selama 20 Tahun, Kini Dikebut Jokowi
TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy
Presiden Jokowi meninjau lokasi proyek Tol Bocimi di Cigombong, Kabupaten Bogor, Rabu (21/6/2017). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada sejumlah pernyataan Presiden Joko Widodo ketika meninjau proyek pembangunan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi di wilayah Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor beberapa waktu lalu.

Jalan tol yang nantinya diharapkan dapat menjadi solusi kemacetan hingga ke Sukabumi itu belum juga menunjukkan titik cerah.

Pembangunan Tol Bocimi juga sempat menuai beberapa kontroversi, seperti persoalan saat pembebasan lahan.

Maka itu, TribunnewsBogor.com mencoba menghimpun enam fakta yang ada di pembangunan Tol Bocimi.

Simak penuturannya di bawah ini :

1. Tol sangat diperlukan

Berita Rekomendasi

Proyek tol ini diakui Presiden RI, Joko Widodo merupakan proyek untuk mengatasi kemacetan jalur Bogor - Sukabumi.

Ia juga menilai bahwa kemacetan di jalur tersebut memang cukup parah bahkan ia sendiri pun mengaku pernah terjebak macet di jalur tersebut.

"Total 54 km, Tol Bocimi ini. Ini sangat diperlukan sekali karena kemacetan dari Bogor-Sukabumi itu parah sekali, saya pernah merasakan," ujar Jokowi ketika ditemui TribunnewsBogor.com, saat meninjau proyek tersebut di Cigombong, Kabupaten Bogor.

2. Proyek dimulai sejak 20 tahun yang lalu.

Proyek Tol Bocimi ternyata dimulai sejak tahun 1997 bahkan Presiden Joko Widodo pun mengatakan bahwa pihaknya kini sedang gencar mengerjakan mega proyek tersebut.

"Ini kita kebut-kebutan terus lho, kita harus ngerti lho, ini sudah 1997 dimulai. Sudah sejak 97 ini dimulai," tegasnya.

3. Pengerjaan proyek molor sebagian besar disebabkan oleh pembebasan lahan

Molornya pembangunan Tol Bocimi dari tahun 1997 diakui Jokowi sebagian besar disebabkan oleh pembabasan lahan dari warga sekitar.

Pembebasan lahan yang sulit untuk diselesaikan membuat pembangunan tol pun terhambat untuk dilakukan sehingga dari tahun 1997 tahap proyek pembangun kini baru menginjak seksi 1 yakni 15 km.

"Yang banyak di pembebasan lahannya, yang jadi permasalahan, tapi ada juga permasalahan yang lain," ujarnya.

4. Warga resah karena proyek sebabkan jalan rusak parah

Pembangunan proyek ternyata membuat jalan rusak seperti yang terjadi di desa sekitar proyek tol yakni Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong.

Diakui seorang warga Kampung Batu, Ana (50), ia mengatakan bahwa setiap hari depan rumahnya kerap melintas 3 sampai 4 truk molen dan 7 truk batu.

Ana pun mengaku cukup terganggu seperti rumahnya retak-retak, berdebu, bahkan karena debu Ana pun kerap menyiram jalan rusak depan rumahnya itu dengan air 2 kali sehari.

5. Pengalihan jalan akibat proyek membuat kemacetan lalu lintas semakin parah.

Kemacetan yang kini kerap terjadi pun di dua peralihan jalan di Cigombong dan Wangun Ciawi terpantau kerap menjadi lebih parah karena menyempitnya jalan.

Antrean kendaraan juga terjadi karena jalan menjadi menikung karena pengalihan serta mengganggunya debu membuat pengendara harus tutup hidung ketika melintas.

6. Tol belum bisa digunakan untuk arus mudik 2017

Jokowi mengatakan bahwa pembangun yang baru bakal diselesaikan adalah seksi 1 yang panjangnya 15 km dari total 54 km.

Sementara untuk seksi 2 bakal dilakukan tahun depan dengan kata lain, Tol Bocimi belum bisa digunakan oleh pemudik tahun 2017 ini

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas