Tiket LRT Rp 12.000, KAI: Masih Masuk Akal
Ke depan, LRT diharapkan bisa menjadi pilihan masyarakat agar beralih dari moda transportasi pribadi ke transportasi masal.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tingkat kemacetan transportasi darat harus segera diatasi. Salah satu langkah pemerintah pusat untuk mengurai kemacetan di Jabodebek dengan membangun Light Rail Transit (LRT).
Ke depan, LRT diharapkan bisa menjadi pilihan masyarakat agar beralih dari moda transportasi pribadi ke transportasi masal.
LRT diharapkan masyarakat bisa menjadi moda transportasi masal yang nyaman dan terjangkau. Mengingat hal ini, PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang diberikan hak konsesi selama 50 tahun oleh pemerintah untuk LRT Jabodebek telah memutuskan harga tiket ransportasi ini senilai Rp 12.000.
Direktur Utama PT KAI, Edi Sukmoro menjelaskan, harga yang ditetapkan pihaknya dirasa masih cukup ekonomis untuk masyarakat. Ia bilang, kisaran harga tersebut pada operasional LRT tahun 2019 dinilai masuk akal.
"Prediksi kita harga tersebut merupakan angka yang mampu untuk masyarakat," kata Edi Rabu (19/7).
Dari data yang diberikan PT KAI, pertimbangan harga tiket senilai Rp 12.000 berasal dari simulasi perhitungan aspek keuangan sebagai berikut:
1. Bunga pinjaman 7%
2 . Penumpang per hari tahun pertama 116 .000
3. Tenor pinjaman perbankan 20 tahun
4. Internal Rate Return (IRR) 8,6%
5. PMN PT.KAI keseluruhan Rp 7,6 triliun
6. PMN Adhi Karya tahun 2015 Rp 1,4 triliun
7. Total subsidi (PSO) selama 12 tahun Rp15 triliun
8. Total subsidi dan PMN senilai Rp 24 triliun
Dengan catatan estimasi kenaikan tarif dan pertumbuhan penumpang tiap tahun sebesar 5%.
Berita Ini Sudah Dipublikasikan di KONTAN, dengan judul; Harga tiket LRT Rp 12.000, ini pertimbangan KAI