Begini Cara Petugas Konservasi Melepasliarkan Tuntong Laut di Aceh Tamiang
"Setiap hari kita sebar trap di sepanjang perairan, biasanya 20 trap kita lepas, setiap dua jam sekali kita cek trapnya."
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, ACEH TAMIANG - Di kawasan hutan bakau di wilayah Rantau, Tamiang Aceh, Aceh, terdapat tempat konservasi hewan langka yang kini populasinya hampir punah karena perburuan telurnya oleh warga, tuntong Laut.
Tuntong laut merupakan hewan laut dari spesies kura-kura air tawar dan darat.
Diperkirakan keberadaannya di Indonesia kini hanya berada di perairan Sumatera Utara, Jambi dan Riau.
Di pusat konservasi yang dikelola oleh Yayasan Satu Cita Lestari dan Pertamina EP itu indukan tuntong laut yang ditemukan didata serta dirawat apabila ditemukan dalam kondisi tidak sehat untuk dikembalikan kembali ke habitatnya.
Selain itu, di pusat konservasi yang dikepalai oleh Abu Bakar dan ketujuh rekannya itu juga terdapat tempat untuk penetasan telur tuntong laut sebelum tuntong laut anakan atau yang kerap disebut tukik dikembalikan ke perairan bebas di Aceh Tamiang.
Lalu bagaimana cara Abu Bakar CS menemukan tuntong laut?
"Setiap hari kita sebar trap di sepanjang perairan, biasanya 20 trap kita lepas, setiap dua jam sekali kita cek trapnya," ungkap Abu Bakar saat ditemui Tribunnews.com di Pusat Konservasi Tutong Laut, Aceh Tamiang, Aceh, Kamis (4/8/2017).
Untuk menangkap indukan, trap yang digunakan terbuat dari Besi, layaknya jaring tangkap ikan, dengan ukuran panjang 120 cm dan lebar 60 cm.
Pada trap tersebut di pasangkan pisang yang setengah bagiannya sudah dikelupas.
Trap ditaruh dipinggiran pohon-pohon bakau yang berada di perairan Aceh Tamiang.
Abu Bakar menceritakan usai trap ditaruh mereka akan memeriksa kembali trap tersebut sekitar dua jam setelahnya.
Untuk menaruh trap tersebut Abu Bakar dan ketujuh rekannya menggunakan kapal motor.
Jika tuntong laut sudah didapat mereka akan membawanya ke posko yang terletak di dekat mercusuar di tengah perairan Aceh Tamiang.
Di posko yang terbuat dari bilik bambu tersebut Abu Bakar mendata, dan memeriksa kondisi tuntong laut.
Seperti saat Tribunnews.com mengunjungi konservasi tersebut pada Kamis (3/8/2017) terdapat tuntong laut betina yang sudah dilakukan perawatan sekitar dua hari.
Beruntungnya saat itu kondisi tuntong laut sudah pulih dan siap dilepas ke perairan Aceh Tamiang.
Sebelum dilepas, Yayasan Satu Cita Lestari akan mendata mulai dari berat badan tuntong laut hingga panjangnya.
Setelah itu, dipasanglah chip guna mengontrol pergerakan Tuntong Laut dan memberikan tanda yang diletakkan di kaki sebelah kiri tuntong laut tersebut.
"Jadi kita bisa tahu tuntong laut itu perginya kemana, ada tanda itu jadi kalau ada yang nemuin kita tahu itu Tuntong yang kita rawat," ungkap Abu Bakar.
Usai disuntikkan petugas pun memberikan usapan dibagian yang telah disuntikan tuntong laut untuk melemaskan kembali tubuh si tutong laut.
Kemudian Abu Bakar pun nampak membolongi tanah disekitar pinggiran perairan untuk membantu tuntong laut berjalan sendiri ke habitatnya.