Albassam Utamakan Bangun Oil Refinery di Kaltara Dibanding Brunei, Ini Alasannya
Salah satu faktor yang mendorong Albassam Petroleum Limited berniat investasi di Kalimantan Utara karena letaknya yang sangat strategis.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Kaltim Muhammad Arfan
TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG SELOR - Salah satu faktor yang mendorong Albassam Petroleum Limited berniat investasi di Kalimantan Utara karena letaknya yang sangat strategis.
Perusahaan asal Saudi Arabia itu melirik Kawasan Industri Tanah Kuning di Kabupaten Bulungan sebagai daerah ekspansi pembangunam kilang minyak (oil refinery).
Tanah Kuning berada di jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II, berhadapan langsung dengan Laut Sulawesi dan Samudera Pasifik. Sekitar 500 meter dari bibir pantai, kedalaman laut sudah mencapai 11 meter ke atas.
"Keunggulan kita di sini lokasi kawasan industri dan geografis sangat bagus," kata Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie kepada Tribun, di gubernuran, Rabu (16/8/2017).
Kalimantan Utara sebetulnya bersaing dengan Brunei Darussalam sebagai negara tujuan ekspansi Albassam Petroleum Limited.
Irianto mengatakan, Brunei Darussalam menawarkan kemudahan perizinan dan birokrasi yang lebih mudah dibandingkan Indonesia.
"Alternatifnya mereka akan ke Brunei selain di Indonesia. Cuma keunggulan Kalimantan Utara adalah geografis. Kalau segi kemudahan, Brunei mungkin lebih mudah. Kalau Sultan-nya bilang oke, jadi sudah. Tetapi mereka mengutamakan dulu di Kalimantan Utara karena posisinya," katanya.
Albassam disebutkan Irianto kemungkinan memindahkan fasilitas oil refinery-nya dari Kanada ke Kalimantan Utara demi menghindari pajak yang cukup tinggi di negara tersebut.
"Mungkin agar mereka lebih efisien dan menguntungkan," sebutnya.
Jika Albassam merealisasikan investasinya, pemerintah maupun pemprov bisa meminta kompensasi.
"Kemungkinan kompensasi dari keringanan pajak itu, kalau mereka produksi minyak, paling tidak nanti ada presentase tertentu mereka harus jual minyak ke Indonesia dengan harga murah. Bisa ke Pertamina bisa juga ke BUMD nanti," katanya. (Wil)