Eva Kusuma Sundari: Isi RAPBN 2018 Modal Pertarungan Jokowi Maju di Pilpres 2019
"Kita harus mendukung (RAPBN 2018) walaupun jangan hilang kewaspadaan. Ini sangat krusial, pertarungan besar," tutur Eva
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR EVA Kusuma Sundari menilai Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018 merupakan hal krusial dalam memenangkan Presiden Joko Widodo untuk maju kembali sebagai calon presiden periode selanjutnya.
"Kita harus mendukung (RAPBN 2018) walaupun jangan hilang kewaspadaan. Ini sangat krusial, pertarungan besar," tutur Eva yang juga merupakan politisi PDI-P, Jakarta, Selasa (22/8/2017).
Eva mengatakan, target-target yang dipatok di dalam RAPBN 2018 harus dicapai karena jika gagal atau jauh dari yang ditargetkan, akan sulit bagi PDI-P memenangkan Jokowi menang jadi presiden lagi untuk kedua kalinya.
"Karena relasinya langsung antara Jokowi dengan PDI-P, jadi kita sebagai pendukung tidak boleh kehilangan kekritisan dalam mendukung kewaspadaan tersebut," ucap Eva.
Pemerintah pada tahun depan menyampaikan asumsi makro 2018, untuk pertumbuhan ekonomi di patok sebesar 5,4 persen, inflasi diperkirakan tetap dapat terjaga di tingkat 3,5 persen.
Nilai tukar rupiah diperkirakan berkisar Rp13.500 per dolar Amerika Serikat, kemudian, rata-rata suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan pada tahun 2018 diperkirakan sekitar 5,3 persen.
Asumsi rata-rata harga minyak mentah Indonesia diperkirakan sebesar 48 dolar AS per barel dan volume minyak dan gas bumi yang siap dijual selama 2018 diperkirakan mencapai 2 juta barel setara minyak per hari.