Program AirNav Indonesia di Papua Diapresiasi Menteri Perhubungan
Peningkatan pelayanan navigasi penerbangan dilakukan AirNav Indonesia di Papua.
Editor: Adi Suhendi
Novie menambahkan, selain peralatan, sumber daya manusia juga menjadi salah satu kunci untuk peningkatan layanan navigasi penerbangan di wilayah Papua.
“Kami telah memiliki road map untuk memenuhi kebutuhan personil navigasi penerbangan. Bahkan untuk di wilayah Papua kami juga meluncurkan program rekrutmen putra-putri terbaik Papua untuk bergabung menjadi personel navigasi penerbangan,” terang Novie.
Dia menjelaskan, AirNav telah memilih sebelas putra-putri terbaik Papua dan saat ini mereka sedang menempuh pendidikan dan pelatihan navigasi penerbangan dengan pembiayaan dan insentif dari AirNav.
Kesebelas putra-putri Papua tersebut kini tengah menempuh pendidikan dan pelatihan di Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan (BP3) Jayapura dan diharapkan sudah dapat bekerja pada akhir tahun 2017 ini.
“Nantinya mereka akan kami tempatkan di bandara-bandara terdekat dengan daerah asal masing-masing,” ucap Novie.
AirNav Indonesia akan terus melakukan upaya maksimal dalam meningkatkan layanan navigasi penerbangan di Papua.
“Kami juga akan berkolaborasi dengan seluruh stakeholder penerbangan antara lain regulator, pengelola bandara dan maskapai untuk meningkatkan konektivitas udara hingga ke wilayah-wilayah terpencil di Papua yang cukup sulit ditempuh melalui jalur darat, sehingga kesejahteraan masyrakat di wilayah ini juga dapat meningkat,” tuturnya.
Investasi Soekarno-Hatta
Selain itu, AirNav Indonesia juga terus meningkatkan layanan di bandara tersibuk se-Asia Tenggara, Bandara Soekarno-Hatta.
“Dari sisi prosedur, kami melakukan Performance-Based Navigation (PBN) dengan mengimplementasikan SID RNAV-1 dan STAR RNAV-1. Prosedur ini meningkatkan efisiensi pergerakan pesawat udara sehingga mengurangi penggunaan avtur dan dapat meningkatkan kapasitas ruang udara,” terang Novie.
Selain peningkatan prosedur, AirNav juga melakukan modernisasi peralatan navigasi di Soekarno-Hatta. Di triwulan II tahun 2017, AirNav Indonesia mengoperasikan A-SMGCS (Advance Service Movement Guidance and Control System) level 2 meningkat dari sebelumnya level 1.
“A-SMGCS level 2 beroperasi pada 10 April lalu untuk memantau pergerakan pesawat di darat. Alat ini memberikan guidance dan control yang lebih presisi untuk posisi setiap pesawat dan kendaraan di landasan serta memberikan kepastian jarak antar pesawat dan kendaraan di darat,” jelas Novie.
Sebelumnya, AirNav Indonesia juga memasang radar baru di Soekarno-Hatta.
“Radar sebelumnya berumur 32 tahun, sedangkan usia optimal radar adalah 15 tahun. Kami telah menggantinya dengan jenis terbaru dan berteknologi mutakhir, yakni PSR (Primary Surveillance Radar) tipe ASR-12 dan MSSR (Mono Pulse Secondary Surveillance Radar) tipe IRS 20MP/L,” kata Novie.