Hadirkan Fintech Harus Dimanfaatkan BPD Sebagai Peluang
Hadirnya Fintech ini sudah seharusnya menjadi wakeup call bagi BPD untuk kemudian bangun dan menangkapnya sebagai peluang
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Ketua Umum Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda), Kresno Sediarsi menyatakan, seiring perkembangan teknologi saat ini, industri perbankan sangat membutuhkan dukungan teknologi.
“Hadirnya Fintech ini sudah seharusnya menjadi wakeup call bagi BPD untuk kemudian bangun dan menangkapnya sebagai peluang," katanya di sela-sela program Seminar Nasional dengan tema “Perkembangan Fintech dan Kesiapan BPD dalam Memasuki Era Digital Banking di Bandung, Sabtu (26/8/2017).
Direktur Utama Bank DKI ini mengatakan, trend jasa keuangan berbasis teknologi ini tentu tak bisa kita hindari dan harus siap masuk kedalamnya.
Sesuai surat edaran menteri Dalam Negeri, Bank Pembangunan Daerah yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah diharapkan dapat mendukung Pemerintah daerahnya masing-masing dalam implementasi transaksi non tunai ini.
Baca: Industri Fintech Sedang Marak, Bank Harus Waspada Hadapi Disrupsi Digital
Terkait dengan komitmen BPD seluruh Indonesia dalam implementasi transaksi non tunai tersebut, di akhir seminar nasional juga dilakukan prosesi secara simbolik penandatanganan MoU Implementasi Sistem Non Tunai Pengelolaan Keuangan pada Pemerintah daerah yang diinisiasi oleh Bank DKI.
Tentang kinerja, Bank Pembangunan Daerah seluruh Indonesia (BPD-SI) terus menunjukkan pertumbuhannya.
Kinerja BPD ini dilihat dari kinerja keuangan maupun operasional semakin membaik yang terlihat dari berbagai indikator yang berhasil dibukukan oleh BPD seluruh Indonesia.
Per Juni 2017, aset BPD telah mencapai Rp 617.88 triliun atau meningkat sebesar 14,72% dibandingkan posisi Juni 2016 yang mencapai Rp 538.61 triliun atau menempati peringkat 5 dalam perbankan nasional setelah Mandiri, BRI, BCA dan BNI.
Baca: Fintech Bisa Jadi Tiang Penolong Perekonomian Nasional
Kekuatan aset BPD seluruh Indonesia ini menunjukkan bahwa apabila BPD seluruh Indonesia bersinergi akan menjadi potensi kekuatan yang solid dalam kancah persaingan industri perbankan nasional serta dapat memberikan kontribusi yang lebih optimal bagi perekonomian nasional, khususnya di daerah.
Sesuai dengan data Statistik Perbankan Indonesia, kinerja kredit BPD juga menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik.
Pada Juni 2017, posisi kredit BPD mencapai Rp 346,01 triliun atau meningkat sebesar 4,39% dibandingkan posisi Juni 2016 sebesar Rp 331.46 triliun.
Sementara Posisi Dana Pihak Ketiga (DPK) BPD seluruh Indonesia pada Juni 2017 mencapai Rp 480.54 triliun, atau mengalami kenaikan sebesar 18,68% dibanding posisi Juni 2016 yang mencapai sebesar Rp 404.92 triliun.