Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Saatnya Mencari Rumah Murah, Sehat dan Jauh dari Polusi

Tinggal di Jakarta adalah hidup di rimba racun. Polusi sudah demikian merusak. Tanah, air, dan udara tercemar berat.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Saatnya Mencari Rumah Murah, Sehat dan Jauh dari Polusi
Meikarta 

Udara juga menyeramkan.

Berdasarkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU), udara sehat di Jakarta hanya terjadi 75 hari dalam setahun.

Dengan kata lain, udara sehat di Jakarta hanya terjadi di hari libur.

Biang keladinya adalah pertumbuhan kendaraan bermotor yang mencapai 10 persen per tahun.

Jumlah kendaraan bermotor di Jakarta tahun ini diperkirakan akan mencapai 20 juta juta unit.

Menurut catatan kepolisian, sekitar 75 persen adalah kendaraan roda dua.

Bila dikaitkan dengan kenyataan bawah setiap hari ada ratusan ribu kendaraan bermotor dari luar kota keluar masuk Jakarta, tak perlu seorang jenius untuk mengetahui kenapa lalu lintas di Jakarta sangat macet dan membuat banyak orang menderita sakit jiwa.

BERITA TERKAIT

Persoalan kecil saja bisa membuat orang baku hantam di jalanan.

Lautan pun ikut menjadi ancaman mematikan. Teluk Jakarta, yang merupakan pemasok utama ikan laut Jakarta, sudah tercemar sangat berat.

Penelitian oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) membuktikan, hampir seluruh laut Teluk Jakarta tercemar oleh bahan beracun berbahaya seperti merkuri dan sebagainya.

Penyebab utamanya adalah kenyataan bahwa 13 sungai di Jakarta, yang hampir seluruhnya telah tercemar berat, bermuara di Teluk Jakarta.

Kini air laut bahkan telah merembes sampai tengah kota, menyebabkan air tanah Jakarta yang sudah buruk makin memburuk.

Tanah di Jakarta juga menjadi tidak stabil sehingga banyak bangunan rentan terhadap bencana alam seperti gempa bumi, dan banjir.

Selain itu barang-barang terbuat dari logam jadi lebih mudah berkarat dihantam kandungan garam yang tinggi dalam air tanah.

Masalah serius lainnya adalah penurunan permukaan tanah.

Pengamatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membuktikan, permukaan tanah Jakarta turun antara 5 hingga 12 sentimeter per tahun.

Selain penyedotan air tanah secara berlebihan, penyebab utama lainnya adalah adalah pembangunan gedung-gedung pencakar langit.

Bila tak cepat diatasi, dalam sepuluh tahun mendatang sebagian Jakarta akan tenggelam.

Ini berarti semua harapan untuk bisa membeli rumah sehat dengan harga terjangkau bakal lenyap begitu saja.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas