Baru Diresmikan Jokowi, Pesawat N-219 'Nurtanio' Langsung Dibeli Meksiko
Pesawat jenis ini sangat pas untuk menghubungkan banyak daerah terpencil di gunung maupun pada kondisi ekstrem lainnya.
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso mengungkapkan bahwa pesawat N-219 'Nurtanio' yang baru saja diresmikan Presiden Joko Widodo ternyata langsung dibeli oleh Meksiko.
"Pada hari ini, kita semua akan menyaksikan proses kesepakatan bilateral udara antara Dirjen Perhubungan Udara Republik Indonesia dengan Dirjen Perhubungan Udara Republik Mexico Serikat, dan juga Letter of Intent antara Indonesia Aerospace Dirgantara Indonesia (PT DI) dengan Promotora Aerospacial El Paso (PAEP) untuk pembelian pesawat N219," ujar Agus dalam keterangan tertulisnya, Jumat (10/11/2017).
Agus menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kesepakatan antara Indonesia dengan Meksiko terkait kerjasama pembelian pesawat N-219 produk Indonesia ini.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Mexico, dalam kesempatan ini diwakili oleh Dirjen Phb Udara Mexico, atas kesempatan yang sangat baik ini untuk membahas masalah penerbangan di antara dua negara. Kami berharap kerjasama ini dapat diformulasikan dalam bentuk Perjanjian Kelaikan Udara Bilateral,” kata Agus.
“Saya percaya kita siap untuk menerima permintaan dari industri penerbangan Meksiko untuk konfigurasi pesawat terbang ini serta berbagai jenis perawatan pesawat terbang,” kata Agus.
Hubungan kerjasama bilateral Indonesia dan Mexico terjalin sejak lama. Kedua negara terikat oleh rasa solidaritas sebagai anggota Negara-negara Non-Blok.
“Dulu, Presiden Indonesia pertama, Soekarno, telah mengunjungi Mexico beberapa kali, dan baru-baru ini kami mendengar bahwa Pemerintah Mexico mengizinkan untuk menempatkan patung Soekarno di kota Mexico City ini. Kami menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Pemerintah Mexico untuk hal ini,” kata Agus.
Mengenai penumpang dan kargo industri penerbangan di Indonesia, Agus menjelaskan saat ini tumbuh secara signifikan yang didukung oleh 60 pemegang Sertifikat Operator Udara (AOC).
Operasional AOC ini, kata Agus, didukung oleh sejumlah Organisasi Pemeliharaan yang Disetujui (AMO/MRO, perbaikan dan perbaikan perawatan) berbagai jenis pesawat terbang dan komponen serta sekolah penerbangan dan teknik Aeronautica.
“Kami juga telah membangun pabrik pesawat terbang yaitu Aerospace Indonesia yang telah memproduksi berbagai jenis pesawat terbang dan helikopter berdasarkan produksi dengan lisensi, kerjasama desain dan juga desain pesawat buatan sendiri,” ucap Agus.
Seiring meningkatnya aktivitas penumpang dan kargo tersebut, Agus mengungkapkan pesawat N-219 kini dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan penerbangan yang bisa melayani rute pendek dengan 19 penumpang.
Pesawat jenis ini sangat pas untuk menghubungkan banyak daerah terpencil di gunung maupun pada kondisi ekstrem lainnya.
Baca: Pinjaman Asing Disiapkan untuk Bangun Ruas Tol Padang-Sicincin
“Dengan kinerja awal, N219 mampu mendarat di landasan pacu pendek dengan fasilitas bandara minimum. Dengan demikian, kami berharap pesawat ini bisa menjawab kebutuhan pesawat kecil untuk negara kita dan juga negara sahabat kita,” tutur Agus.
Diketahui, jenis pesawat komuter yang diproduksi oleh Aerospace Indonesia adalah NC212, CN235, prototipe N250 dan jenis pesawat baru yang sekarang dalam proses sertifikasi, N219, dan untuk helikopter adalah BO 105, Bell 412, Super Puma.
“Pesawat ini diproduksi dalam berbagai konfigurasi seperti untuk penumpang, kargo, evakuasi medis dan keduanya untuk kepentingan sipil dan militer,” kata Agus.