Kadin Apresiasi Optimalisasi Fungsi Pelabuhan
Kadin mengharapkan upaya optimalisasi dapat diterapkan dengan efektif dan efisien di lapangan, jangan kontraproduktif dengan kelancaran di pelabuhan
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Upaya Kementerian Perhubungan untuk melakukan optimalisasi pelayanan di pelabuhan diapresiasi oleh Kadin Indonesia.
Meski demikian, Kadin mengharapkan upaya optimalisasi itu dapat diterapkan dengan efektif dan efisien di lapangan, jangan sampai kontraproduktif dengan kelancaran di pelabuhan.
Carmelita Hartoto, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perhubungan, menjelaskan optimalisasi layanan di pelabuhan petikemas memang perlu dilakukan untuk meningkatkan daya saing nasional menghadapi persaingan global.
“Kami mengapreasiasi setiap langkah pemerintah, khususnya Kementerian Perhubungan, dalam upaya mendorong optimalisasi dan kelancaran pelayanan di pelabuhan,” kata Carmelita dalam keterangan pers di Jakarta, Minggu (12/11/2017).
Namun, menurut dia, upaya Kemenhub ini harus bisa dilaksanakan sepenuhnya oleh pelaksana di lapangan.
Ada beberapa sorotan dalam pelayanan terhadap peti kemas pada pengiriman ekspor impor, terutama pada penerapan INSW yang perlu terkoordinir dengan baik, atau tidak dilakukan secara sendiri-sendiri oleh kementerian dan lembaga.
Baca: Ketua Kadin: Daya Beli Lesu Akan Berlanjut Hingga Tahun Depan
Sejauh ini, kata Carmelita, INSW dirasa belum benar-benar terintegrasi, sehingga sering saling menyalahkan sistem siapa yang belum benar-benar berjalan baik.
Di sisi lain, penerapan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) perlu dijamin untuk memastikan kelancaran perizinan berjalan baik, untuk menghindari kesimpangsiuran perizinan di pelabuhan.
"Sistem online pada pelabuhan-pelabuhan utama kami dukung. Misalnya, penerapan Inapornet yang perlu terus dioptimalkan. Jangan sampai sistem mengalami gangguan dan menghambat operasional kapal," katanya.
Seperti diketahui, Kemenhub berupaya untuk mengoptimalkan aktifitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok terutama di sejumlah pelabuhan petikemas yakni PT Jakarta International Container Terminal (JICT), New Priok Container Terminal One (NPCT1), Terminal Peti Kemas (TPK) Koja, Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, dan Terminal Mustika Alam Lestari (MAL).
Sebagai hasil optimalisasi pelabuhan, Terminal Peti Kemas (TPK) Koja menargetkan di penghujung 2017 throughout menyentuh 1 juta TEUs (Twenty Foot Equivalent Unit’s).
Hal ini tidak berlebihan bila mengacu pada throughput selama Januari sampai Agustus 2017 yang telah mencapai 654.677 TEUs.
Baca: KPK Periksa PPK Pengerukan Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Tanjung Mas Semarang
TPK Koja yang melakukan kerjasama operasi (KSO) bersama PT Pelabuhan Indonesia II dan Hutchison Port Indonesia diharapkan mampu meraih produktivitas sebesar 1 juta TEUs dalam kinerja operasional setahun.
"Empat bulan ke depan, dengan rata-rata throughput TPK Koja sebesar 74.000 TEUs per bulan ditambah kegiatan dermaga utara 300 meter yang fluktuatif, katakanlah 27.000 TEUs per bulan, maka angka 1 juta TEUs kemungkinan besar bisa saja terjadi," jelas Sekretaris Perusahaan TPK Koja, Nuryono Arief.(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.