Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Di Indonesia Jarak 100 KM Butuh 2,5 Jam, Malaysia 1 Jam

Dari hasil kajian Kementerian koordinator bidang Perekonomian di Indonesia butuh 2,5 jam untuk menempuh jarak 100 km.

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Di Indonesia Jarak 100 KM Butuh 2,5 Jam, Malaysia 1 Jam
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Pekerja memeriksa jalan tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) seksi 1, di Jalur Kalimalang Jakasampurna Bekasi, Jawa Barat, Senin (7/11/2016). Jalan tol sepanjang delapan kilometer yang terbentang dari Jakasampurna Bekasi - Universitas Borobudur di kawasan Kalimalang 1 Cipinang Melayu Jaktim tersebut sudah bisa dioperasikan Maret 2017. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Presiden Joko Widodo terus fokus pada pembangunan infrastruktur. Hal ini untuk mengurangi beban biaya logistik dan memangkas waktu tempuh.

Dari hasil kajian Kementerian koordinator bidang Perekonomian di Indonesia butuh 2,5 jam untuk menempuh jarak 100 km. Padahal di Malaysia dengan jarak yang sama butuh hanya memakan 1 jam saja.

"Dari kajian Kemenko Perekonomian lebih khusus jalan, waktu tempuh untuk jarak 100 km, 2,5 jam. Di Malaysia jarak yang sama 1,1 jam," ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Robert Pakpahan di diskusi FMB 9, Jakarta, Jumat (17/11/2017).

Forum Merdeka Barat 9
Acara diskusi Forum Merdeka Barat 9, Jakarta, Jumat (17/11/2017).

Robert pun mengakui biaya perjalanan di dalam negeri lewat jalan darat sangat boros. Karena dari segi biaya kata Robert memakan banyak bensin.

Baca: Orang Pasti Berpikir Setnov Sudah Lewat, Kata Pengacaranya

Baca: Setya Novanto Dievakuasi Ajudannya Pakai Jasa Tukang Ojek

"Anda bisa lihat betapa borosnya kita, jarak sama kita butuh 1,5 jam lebih lama dari Malaysia. Berapa bensin kita buang," kata Robert.

Berita Rekomendasi

Secara kasat mata, kata Robert biaya logistik menjadi mahal akibat jalanan macet. Hal itu kata Robert yang menyebabkan inflasi tinggi dan daya beli rendah.

"Hal ini membuat pemrintah tidak ragu bangun infrastruktur," kata Robert.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas