Kisah Sedih di Balik Tutupnya Toko-toko Ritel ''16 Tahun Belanja di Toko Ritel, Kini Harus Tutup"
Kelesuan ritel konvesional terus memakan korban. Satu per satu peritel mesti merelakan gerainya gulung tikar.
Editor: Hasanudin Aco
Turbulensi
Adegan kelam itu merupakan simbol kecil dari sulitnya tantangan yang dihadapi toko ritel konvesional negeri adidaya saat ini.
Sejumlah analis memprediksi, peritel konvensional bakal menutup toko lebih banyak tahun ini. Tekanan belanja daring, ditambah sengkarut utang yang dialami peritel, telah menyebabkan gugurnya toko ritel.
Pada kuartal ketiga ini, setidaknya 6.752 gerai direncakan akan gulung tikar. Itu pun belum termasuk jumlah toko kelontong maupun restoran yang mungkin juga tutup, mengacu data International Council of Shopping Centres.
Ribuan pekerja ritel juga telah kehilangan pekerjaan mereka. Ringkasnya, bisnis ritel tengah mengalami kegamangan. “Quo vadis” bahasa kerennya.
Kondisi masyarakat Amerika Serikat saat ini sesungguhnya baik, dalam artian tingkat pengangguran berada di level rendah, pasar saham melonjak, dan kepercayaan konsumen tinggi.
Baca: Tak Hanya di Asia Tenggara, di Amerika Gerai Ritel Ikut Bertumbangan, Termasuk 63 Gerai Peritel Ini
Penjualan liburan akhir tahun pun diproyeksikan meningkat sebanyak 4 persen dari tahun lalu, menjadi 682 miliar dollar AS, mengacu proyeksi Federasi Ritel Amerika Serikat.
Namun, hal positif itu baru hadir saat peritel tengah mengalami situasi rentan. Para peritel sedang mencoba beradaptasi dengan model bisnis baru, dari sebelumnya mengoperasikan ratusan toko di mal pinggiran kota menjadi lebih “zaman now”.
Menolak senja kala
Sebagai peritel legendaris, Sears berupaya bangkit dari situasi sulit. Meski penjualan turun dan harga saham menjadi murah meriah, di bawah 4 dollar AS (sekitar Rp 50.000), mereka tak ingin tinggal sejarah.
Juru bicara Sears mengatakan, toko-toko yang sedang proses penutupan seperti di Phillipsburg, bukanlah "representasi yang adil dari pengalaman belanja Sears saat ini”.
Bahkan, Sears mengklaim, pada saat bersamaan perusahaan juga membuka beberapa gerai baru dan merenovasi sejumlah toko menjadi lebih kecil dan menarik.
Perusahaan itu juga bekerja sama dengan Uber, yang mana pengemudi dapat diskon signifikan saat belanja di Sears.