Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Sampoerna Telekomunikasi Jual Seluruh Menara Seluler ke Inti Bangun Sejahtera Senilai Rp 414 Miliar

“Transaksi ini merupakan strategi STI untuk fokus pada operasinya dengan mempercayakan fungsi-fungsi yang bukan core bisnis utamanya ke pihak ketiga."

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Sampoerna Telekomunikasi Jual Seluruh Menara Seluler ke Inti Bangun Sejahtera Senilai Rp 414 Miliar
HANDOUT
PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (STI), perusahaan telekomunikasi afiliasi ice group, sepakat melepas seluruh aset menara selulernya sebanyak 371 tower di Indonesia kepada PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBS). Dari transaksi ini, STI meraup dana segar Rp 414 miliar atau setara dengan 31 juta dolar AS. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (STI), perusahaan telekomunikasi afiliasi ice group, melepas seluruh aset menara selulernya sebanyak 371 tower di Indonesia kepada PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBS). Dari transaksi ini, STI meraup dana segar Rp 414 miliar atau setara dengan 31 juta dolar AS.

Dokumen kesepakatan transaksi jual beli menara ini dilakukan antara kedua pihak, Kamis (30/11/2017) petang di kantor pusat STI di Sampoerna Square, Jakarta, oleh Larry Ridwan, CEO STI dengan Andri Tjioe, Direktur Utama IBS.

IBS merupakan salah satu operator penyewaan infrastruktur menara seluler di Indonesia. Sementara, bagi STI, pasca-pelepasan aset menara ini mereka akan fokus di bisnis inti, yakni penyediaan jaringan telekomunikasi, ke pelanggannya di Tanah Air. 

Bersamaan dengan dicapainya kesepakatan penjualan tersebut, STI dan IBS juga menandatangani perjanjian sewa menara induk dalam jangka panjang. IBS akan mendukung kebutuhan menara STI dengan infrastruktur yang mereka miliki.

STI saat ini tengah mengembangkan jaringan 4G LTE di seluruh Indonesia. Partnership yang dijalin dengan IBS diharapkan dapat mendukung bisnis STI menjelang rencana peluncuran layanan 4G-nya secara nasional.

“Transaksi ini merupakan strategi STI untuk fokus pada operasinya dengan mempercayakan fungsi-fungsi yang bukan core bisnis utamanya kepada pihak ketiga, sehingga dapat segera menyediakan layanan broadband 4G LTE kepada konsumen serta pelanggan bisnis,” ujar JD Fouchard, CEO ice group, pemegang saham STI.

Larry Ridwan menjelaskan, proses pendekatan STI dengan IBS untuk transaksi ini sudah dilakukan sejak enam bulan lalu, dan makin serius di tiga bulan terakhir. "Kita sebenarnya tidak semata mengejar efisiensi, tapi dengan strategi ini kita tak kagi urusi tower. maintenance tower mahal murah cukup relatif," ungkapnya.

Berita Rekomendasi

Soal pertimbangan melepas aset menara ke IBS, Larry mengatakan, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan, terutama menyangkut aspek kuantitas dan kualitas. "Nggak semata-mata soal harganya. Ada beberapa faktor yang kita pertimbangkan," ungkapnya.

PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia
Pasca-transaksi penjualan seluruh menara seluler kepada PT Inti Bangun Sejahtera Tbk, Kamis (30/11/2017), PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia akan fokus di bisnis layanan 4G LTE dan data ke pelanggan dengan merek N1 di Indonesia.

Saat ini STI menyiapkan roll out layanan 4G di seluruh Indonesia sejak resmi menerima lisensi 4G dari Pemerintah bulan April 2017 lalu.

Dengan memanfaatkan spektrum frekuensi 450 Mhz yang memiliki daya jangkau luas, pelanggan STI saat ini umumnya tersebar di kawasan rural di Provinsi Sulawesi Selatan, Bali-Nusa Tenggara, Sumatera Utara, Nangroe Aceh Darussalam, Banten, dan sebagian Jabodetabek.

"Kita lebih kejar market rural, di pingggiran kota dan pedesaan. Pasar kita dengan signal (frekuensi) 450 Mhz jauh lebih luas jangkauannnya, sangat ideal juga untuk kebutuhan nelayan. Kemarin kita ada proyek percontohan dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan di Anyer untuk mengetes teknologinya," ungkap Larry Ridwan.

Tahun depan STI akan fokus di 4G dan layanan data. "Di segmen yang kita garap ini, persaingannya tidak erlalu ketat. Sementara bagi operator besar, pasar di kawasan rural kurang menguntungkan karena membutuhkan BTS lebih banyak," jelasnya.

Pelanggan STI di jaringan Code Division Multiple Access (CDMA) saat ini tercatat 70.000 pelanggan melalui merk Ceria dan 15.000 pelanggan Net1 di jaringan 4G LTE. "Target kita, semua pelanggan pindah ke 4G di awal. Dari segi perlengkapan dan peralatan kita sudah lengkap semua," kata Larry Ridwan.

Pihaknya menegaskan, pelepasan aset tower atau menara kepada IBS dipastikan tidak akan memiliki dampak negatif dan signifikan bagi bisnis karena STI dapat memanfaatkan kerjasama dengan perusahaan penyedia tower yang sudah cukup banyak di Indonesia.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas