Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Danamon Apresiasi Wirausaha yang Peduli Kesejahteraan

Sebagai bentuk apresiasi Danamon atas prestasi wirausahawan Indonesia, Danamon menggelar acara penganugerahan Danamon Entrepreneur Awards (DEA) 2017.

zoom-in Danamon Apresiasi Wirausaha yang Peduli Kesejahteraan
dok. Kompas
Foto bersama 5 peraih Danamon Entrepreneur Awards 2017 dengan jajaran Dewan Komisaris serta Direksi PT. Bank Danamon Indonesia Tbk. 

TRIBUNNEWS.COM - Sebagai bentuk apresiasi Danamon atas prestasi wirausahawan Indonesia, Danamon menggelar acara penganugerahan Danamon Entrepreneur Awards (DEA). Penganugerahan yang pertama kali diperkenalkan pertama kali pada 2006 ini mencari pelaku wirausaha yang telah menunjukkan prestasi kinerja mengagumkan. Tidak hanya mengagumkan, tapi juga wirausaha yang menunjukkan kepeduliannya pada masyarakat dengan cara memberdayakan masyarakat sekitarnya, sehingga meningkatkan taraf hidup dirinya sendiri dan lingkungannya.

Tahun 2017 merupakan pelaksanaan DEA yang kesepuluh dan tahun ini Danamon memilih individu pelaku usaha yang menginspirasi dan inovatif, individu yang memiliki visi “Peduli dan membantu jutaan orang untuk mencapai kesejahteraan”.

Di Danamon Entrepreneur Awards (DEA) 2017 ini, dewan juri memilih lima pelaku usaha yang dinilai memenuhi kriteria. Kelima wirausaha ini bergerak di berbagai bidang, dari kuliner hingga usaha yang bergerak dibidang financial technology.

Nike Lidiyastuti A. – CV Nacha
CV Nacha adalah usaha kuliner yang mengolah ikan cakalang menjadi abon, dendeng dan sambal. Keunikan yang dimiliki CV Nacha adalah karena telah menerapkan konsep HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) dan telah memiliki sertifikat HACCP dari IPB. Sertifikat ini menjamin keamanan, efektifitas dan kebersihan (higienis) pengolahan produknya.

Nike Lidiyastuti mendapatkan ide untuk mendirikan CV Nacha ini karena ia melihat potensi di pasar. Ia melihat banyak ikan cakalang yang menumpuk karena terlalu banyak, membuat para nelayan kesulitan akan diapakan ikan-ikan tersebut. Dari sinilah Nike mendapatkan ide dan akhirnya menampung ikan-ikan tersebut untuk diolah menjadi olahan yang memiliki nilai lebih, dalam hal ini abon, dendeng dan sambal.

Nike juga memberdayakan wanita pesisir, jadi mereka tetap punya kesibukan ketika suaminya pergi ke laut. Kini CV Nacha sudah menjangkau 6 daerah di Indonesia Timur, yaitu Ambon, Makassar, Nabire, Surabaya, Denpasar, dan Manado.

Gibran Chuzaerah Amsi El Farizy – eFishery
eFishery berdiri pertama kali di 2013, perusahaan ini memproduksi mesin pakan otomatis untuk peternak ikan dan udang. Mesin ini dapat diprogram melalui smartphone untuk memberi pakan otomatis pada waktu-waktu tertentu sesuai penjadwalan. Selain itu, penerapan teknologi internet pada mesin ini, memungkinkan penggunanya, para pembudidaya ikan dan udang, untuk memprogram mesin dimanapun dan kapanpun.

BERITA REKOMENDASI

Sebelum membangun eFishery, Gibran adalah seorang pembudidaya ikan, ia memiliki kolam budidaya ikan lele miliknya sendiri. Ketika ia menjadi seorang pembudidaya ikan, ia merasa bahwa masalah terbesar para pembudidaya adalah soal pakan. Ia, dan teman-teman pembudidaya ikan lain, merasa bahwa perencanaan pakan yang mereka lakukan selama ini itu sangat boros, tidak efisien dan tidak terkontrol. Dari sinilah Gibran berpikir, apakah masalah pakan ini bisa disolusikan oleh teknologi.   

Irma Suryati – Mutiara Handycraft
Mutiara Handycraft adalah wadah pengelolaan limbah garmen menjadi pakaian, bed cover, dan keset. Produk utamanya adalah keset dengan bentuk-bentuk unik seperti binatang, buah, dan tokoh kartun.

Meski Mutiara Handycraft resmi berdiri di 2003, Suryati, telah memulai usaha mengolah sampah kain perca menjadi keset ini sejak 1997. Ketika itu, Suryati merasa lelah karena terus ditolak oleh berbagai perusahaan untuk bekerja karena ia adalah seorang difabel. Dari rasa lelahnya inilah muncul motivasi untuk membuat usahanya sendiri hingga akhirnya mendirikan Mutiara Handycraft.

Marshall Pribadi – Privy.id
Provy.id adalah usaha yang bergerak di bidang finansial technology, yang menyediakan jasa pembuatan identitas online dan tanda tangan digital.

Perekonomian di Indonesia sudah mulai bergerak ke arah ekonomi digital. Apalagi salah satu komitmen pemerintah Indonesia saat ini adalah ekonomi digital. Di ekonomi digital itu perlu ditopang oleh pondasi yang kuat, yaitu identitas online yang terpercaya di dunia maya dan tanda tangan digital yang sah dan mengikat secara hukum ketika dijadikan bukti di pengadilan.


Di sinilah privy.id hadir sejak 2016 lalu, untuk mengisi kekosongan kebutuhan penyedia identitas online dan tanda tangan digital yang terpercaya dan sah secara hukum.

Adrian Asharyanto Gunadi – investree.id
Investree.id pertama kali didirikan oleh Adrian di akhir 2015 dengan tujuan untuk membangun platform dimana orang bisa melakukan transaksi jasa keuangan, yaitu melakukan pinjaman, secara online.

Investree.id adalah sebuah marketplace, sebuah platform yang melakukan kegiatan pendanaan gotong royong secara online. Tempat yang mempertemukan orang yang memiliki dana dengan orang yang membutuhkan dana.

Investree fokus ke segmen usaha kecil menengah yang memiliki kontrak dan invoice. Membantu mengembangkan bisnis kecil dan bekerjasama dengan e-commers yang akan membiayai modal kerja para merchant yang berjualan di e-commerce tersebut.

Admin: Sponsored Content
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas