Cara Pemerintah Jaga Produksi WK Migas Yang Kontraknya Bakal Habis
“Jadi operator baru bisa memutuskan akan melakukan apa supaya produksinya tidak turun. Ini sudah diusulkan ke Menteri."
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi mengatakan, untuk menjaga stabilitas produksi wilayah kerja (WK) migas yang kontraknya akan habis, harus segera diketahui operator penerusnya minimal dua atau tiga tahun sebelum masa kontrak habis.
Misalnya, untuk 18 WK yang habis kontrak hingga tahun 2023 sebaiknya sudah diketahaui operator penerusnya mulai 2018 ini atau tahun 2019.
Amien menyebutkan, cara tersebut sudah diajukan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan.
“Jadi operator baru bisa memutuskan akan melakukan apa supaya produksinya tidak turun. Ini sudah diusulkan ke Menteri. Tim evaluasi sudah mulai mengevaluasi WK tersebut,” ujar Amien saat ditemui di kantor SKK Migas, Jakarta Selatan, Jumat (5/1/2017).
Dengan segera diketahuinya operator baru Amien menuturkan dapat membuka kesempatan bagi kontraktor lama untuk berinvestasi.
Misalnya seperti proses pemboran sumur yang dapat dilakukan operator lama namun biaya yang digunakan bisa menggunakan baru sehingga hasil produksi diberikan kepada operator baru.
Baca: Mendekati Akhir Pekan, Sore Tadi IHSG Ditutup Menguat ke Level 6.353
Baca: Ambisi Jack Ma Akuisisi MoneyGram Terbentur Restu Pemerintah AS
Kepala SKK Migas itu menyebutkan konsep tersebut sudah diterapkan pada WK Blok Mahakam yang sebelumnya dioperatori PT Total E&P Indonesie (TEPI) yang kini telah dioper kepada PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM),
“Kalau dibor di tahun terakhir itu kan bisa di bor tapi tidak diproduksikan dulu sehingga saat. Dipindahkan ke operator baru bisa diproduksikan ini kan menjaga produksi di awal tahun perator baru sehingga tidak turun,” kata Amien Sunaryadi.
Selain itu, jika operator lama tidak mau berinvestasi di akhir masa pergantian karena operator baru tidak memiliki kredibilitas ekonomi yang cukup baik, SKK Migas akan membantu agar produksi tetap terjaga.
"Karena kalau kredibilitasnya kurang, SKK bakal bantuin menjembatani pembicaraan ini, supaya terjadi investasi dua tahun terakhir supaya produksi gak turun," kata Amien.