Produk Kelapa Banyak Diminati Karena Nilai Ekonominya Tinggi kata Moeldoko
Ketua Umun Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jenderal TNI (Purn) Moeldoko berharap pemerintah melakukan penguatan pertanian kelapa.
Editor: Toni Bramantoro
“Presiden telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 88 tahun 2017 tentang Percepatan Penyelesaian Penguasaan Tanah dalam Kawasan Hutan. Hal ini juga bermanfaat memudahkan akses terhadap permodalan,” kata Moeldoko.
Moeldoko menjelaskan, kelapa merupakan tanaman yang hampir seluruh bagiannya bisa dimanfaatkan secara komersial mulai dari batang pohon, buah, sabut, tempurung, hingga air kelapa. Produk-produk yang dapat dihasilkan dari buah kelapa banyak diminati karena nilai ekonominya yang tinggi.
Di antaranya adalah Coconut Crude Oil (CCO), Virgin Coconut Oil (VCO), activated carbon (AC), coconut fiber (CF), coconut charcoal (CCL), serta oleokimia yang dapat menghasilkan asam lemak, metal ester, fatty alkohol, fatty amine, fatty nitrogen, glyserol, dan lain-lainnya.
Sementara itu, daun, sabut, dan batang kelapa juga merupakan bahan baku industri untuk menghasilkan perlengkapan rumah tangga (furniture) seperti keset, sapu, spring bed, matras, dan anyaman lain yang prospektif untuk dikembangkan.
"Potensinya sangat luar biasa untuk bisa memberikan manfaat masyarakat. Apalagi, saat ini Indonesia menjadi eksportir terbesar kedua setelah India. Nilainya sangat tinggi," tutur Moeldoko.
Nilai ekspor kelapa tercatat sebesar 510,14 juta dollar AS di tahun 2010, yang berlipat menjadi 1,21 miliar dollar AS di tahun 2014. Indonesia merupakan eksportir kelapa dan sabut kelapa kedua terbesar di dunia setelah India.
Pada 2014, kontribusi Indonesia mencapai 20,16 persen dari total nilai ekspor dunia. Peningkatan kinerja ekspor produk minyak kelapa, khususnya untuk pasar dunia masih sangat terbuka.
Berdasarkan data Himpunan Industri Pengolahan Kelapa Indonesia (HIPKI), total kebutuhan kelapa secara nasional pada 2015 sebanyak 14,63 miliar butir kelapa atau senilai 3,53 miliar dolar AS.
Sebanyak 1,53 miliar butir kelapa atau 10 persen untuk konsumsi rumah tangga, 3,5 miliar butir atau 24 persen untuk pasar ekspor, dan selebihnya dipergunakan untuk bahan baku industri pengolahan. Sementara untuk rata-rata produksi kelapa per tahun diperkirakan 12,9 miliar butir kelapa.