Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Sri Mulyani Sebut Indonesia Jadi Pasar Utama Bisnis Narkoba

Adanya peredaran narkoba di Indonesia merupakan hal yang merugikan terlepas dari efeknya terhadap kesehatan.

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Sri Mulyani Sebut Indonesia Jadi Pasar Utama Bisnis Narkoba
Tribunnews/JEPRIMA
Menteri Keuangan Sri Mulyani (dua kanan), Kepala BNN Komjen Budi Waseso (dua kiri), Direktur Jenderal (Dirjen) Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, Heru Pambudi (kanan), dan Kepala Kanwil (Kakanwil) DJBC Aceh, Agus Yulianto (kiri), menunjukkan barang bukti penyelundupan narkotika jenis methamphetamine (sabu) saat rilis di Kantor Pusat Dirjen Bea dan Cukai, Jakarta Timur, Jumat (19/1/2018). Bea Cukai bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) berhasil menggagalkan sindikat internasional penyelundupan narkotika jenis sabu dari Malaysia ke Aceh melalui jalur laut. Dari penindakan tersebut petugas berhasil mengamankan barang bukti berupa 40 kilogram sabu dan meringkus empat tersangka. Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM,  JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut bahwa Indonesia tak lagi menjadi tempat transit bagi peredaran narkoba, tetapi menjadi pasar.

“Indonesia sudah jadi target market bukan lagi tempat transit karena ekonomi masyarakat Indonesia meningkat, kelas menengahnya tumbuh dan memiliki kebutuhan untuk leisure,” kata dia pada konferensi pers penggagalan upaya penyelundupan narkoba oleh Ditjen Bea Cukai (DJBC) dan Badan Narkotika Nasional (BNN), Jumat (19/1).

Ia melanjutkan, narkoba sendiri termasuk dalam underground economy atau kegiatan ekonomi yang tak terlihat sehingga transaksinya tak terdeteksi secara ekonomi.

Menurut dia, adanya peredaran narkoba di Indonesia merupakan hal yang merugikan terlepas dari efeknya terhadap kesehatan.

Sebab, masyarakat yang tertarik untuk membeli narkoba adalah masyarakat yang mampu secara ekonomi, tetapi membeli barang ilegal.

Baca: Wanita Ini Jual Anaknya Rp 20 Juta untuk Beli Sabu-sabu

“Dia jelas menggerus daya beli masyarakat. Dengan dibelinya barang-barang ini, yang kemudian transaksinya tidak terekam sehingga di ekonomi kita, dia tidak terekam tapi valuenya yang ada,” jelasnya.

Berita Rekomendasi

Pihaknya melalui Ditjen Bea dan Cukai sendiri telah serius menangani masalah ini melalui kerjasama dengan BNN untuk menggagalkan penyelundupan narkotika.

Bulan ini, sinergi dua lembaga ini menggagalkan penyelundupan narkotika jenis methamphetamine (sabu) seberat 40 kilogram di Aceh. Sabu dari Penang, Malaysia, ini dibawa melalui jalur laut.

Dari penindakan kali ini, petugas menyita barang bukti berupa 40 kilogram narkotika jenis sabu, lima buah handphone, dan dua unit speedboat.Ghina Ghaliya Quddus.  (Kontan/Ghina Ghaliya Quddus)  

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas