Pemerintah Pilih Bangun Tol Layang dan LRT Dibandingkan Tambah Lajur Tol Cikampek
Penambahan jumlah lajur tol Jakarta-Cikampek tidak akan menjadi pilihan untuk mengatasi kemacetan di ruas tol sepanjang 73 km itu.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Penambahan jumlah lajur tol Jakarta-Cikampek tidak akan menjadi pilihan untuk mengatasi kemacetan di ruas tol sepanjang 73 km itu.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPTJ), Herry Trisaputra Zuna mengungkapkan pemerintah sudah tidak mungkin lagi menambah lajur.
Maka dari itu penambahan jalur dilakukan pembuatan jalan tol layang (elevated) Cikampek II maupun jalur layang yang digunakan untuk Light Rail Transit (LRT) yang memiliki titik akhir di kawasan Bekasi Timur.
"Gak mungkin (penambahan). Justru elevated itu dalam rangka menambah lajur, termasuk juga LRT sekaligus dalam rangka shifting dari angkutan pribadi ke publik," ungkap Herry saat ditemui di Kantor Kemenko Maritim, Selasa (30/1/2018).
Namun Herry mengungkapkan saat ini pemerintah sudah menyiapkan cara-cara lain untuk mengurangi kemacetan di Cikampek.
Hal tersebut misalnya pengaturan bagi truk yang membawa muatan berlebih yang selain menyebabkan kemacetan karena harus melaju pelan juga mengakibatkan rusaknya kontur jalan.
Kemudian ada juga rencana pembatasan waktu truk untuk melewati tol Jakarta-Cikampek, penerapan ganjil-genap, hingga aturan penggunaan lajur.
"Nantilah ini kan diuji coba dalam konteks pengaturan, jadi semua harus diatur. Termasuk yang ganjil genap," pungkas Herry.