Terbelalak, Data Ekspor RI Tertinggal Jauh, Suara Jokowi Meninggi Saat Buka Raker Kemendag
"Bagaimana kita bisa meningkatkan-menaikkan investasi, yang kedua bagaimana bisa manaikkan-meningkatkan ekspor. Hanya itu, enggak yang lain"
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suara Presiden Joko Widodo meninggi saat membuka rapat kerja (raker) Kementerian Perdagangan Tahun 2018 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (31/1/2018).
Hal tersebut dilakukan Jokowi setelah melihat data-data ekspor Indonesia dibandingkan negara tetangga masih jauh tertinggal.
Padahal ekspor merupakan satu dari dua kunci meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
"Sudah berulang kali saya sampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi negara kita, kuncinya hanya ada dua, bagaimana kita bisa meningkatkan-menaikkan investasi, yang kedua bagaimana bisa manaikkan-meningkatkan ekspor. Hanya itu, enggak yang lain," tutur Jokowi.
Dalam menggenjot ekspor Indonesia, kata Jokowi, Kementerian Perdagangan sangat berperan, tetapi jika melihat data ekspor Indonesia saat ini tertinggal dengan negara-negara yang ada di sekitar Indonesia.
"Ini fakta dan angka itu ada, dengan Thailan kalah kita, dengan Malaysia kalah kita, dengan Vietnam kalah kita, kalau kita terus-terusan seperti ini, bisa kalah dengan Kamboja, Laos, kalah kita semakin kalah," tutur Jokowi dengan nada meninggi.
Jokowi lalu memaparkan data ekspor negara tersebut, yaitu Thailand pada periode 2016-2017 mencapai 231 miliar dolar AS, Malaysia mencapai 184 miliar dolar AS, Vietnam 160 miliar dolar AS, dan Indonesia hanya 145 miliar dolar AS.
"Ini fakta, negara sebesar ini kalah dengan Thailand yang penduduknya 68 juta, Malaysia 31 juta penduduknya, Vietnam 92 juta, dengan resource (sumber daya alam), dengan sumber daya manusia yang sangat besar, kita kalah, ini ada yang keliru, harus diubah," papar Jokowi.
Jokowi juga mengatakan, Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) yang telah dijalankan seharusnya menemukan pasar-pasar baru bagi Indonesia untuk ekspor dan mampu mengatasi kendala yang dihadapi, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
"Kita terlalu monoton ngurus pasar-pasar tradisional (negara yang sudah dilakukan ekspor), sudah bertahun-tahun kita ditinggal negara lain yang mulai mengintervensi pasar-pasar baru, kita tidak pernah menengok Pakistan penduduknya 207 juta, dibiarkan tidak kita urus," ujar Jokowi.
Baca: Menhub Dukung Aturan Pemkab, Pramugari Kenakan Hijab Saat Terbang ke Aceh
Baca: Kapalnya Terdampar, CEO Quiksilver Hilang di Pantai Prancis
Selain Pakiskan, Jokowi juga melihat Bangladesh merupakan negara yang potensial untuk masukan produk-produk dalam negeri, karena memiliki penduduk 160 juta jiwa.
"Bahkan kemarin ada Expo di Bangladesh, kita tidak ikut, semua negara ikut, kesalahan-kesalahn seperti ini yang rutin kita ulang-ulang dan tidak pernah kita perbaiki," ucap Jokowi.
Mantan Gubernur DKI tersebut pun mengancam akan menutup ITPC jika terus-menerus tidak memperluas tujuan negara ekspor, karena negara sudah mengeluarkan dana yang tidak sedikit.
"Apa mau kita teruskan (ITPC), kalau saya tidak, saya lihat tidak ada manfaat ya saya tutup, negara keluar biaya untuk itu, keluar duit yang tidak kecil, banyak. Oleh sebab itu, setelah pembukaan (Raker) hari ini, Pak Menteri (Mendag) tolong secara detail dievaluasi, dikoreksi, apa yang salah, apa yang harus dilakukan," ujar Jokowi.