Astra International Incar Proyek Tol Trans Jawa
Rencana pemerintah menurunkan tarif jalan tol juga tidak memadamkan keinginan ASII berbisnis jalan tol.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Kontan, Elisabet Lisa Listiani Putri
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Astra International Tbk (ASII) berencana melancarkan ekspansi ke sejumlah sektor bisnis. Salah satu lini bisnis yang terus dikembangkan adalah infrastruktur jalan tol. Manajemen ASII masih membuka pintu terhadap investasi jalan tol.
Saat ini, ASII terus mempelajari peluang bisnisnya, termasuk pada rencana pemerintah mendivestasikan aset-aset BUMN di sektor jalan tol.
"Kami berminat, terutama untuk bisnis jalan tol di Trans Jawa," ungkap Investor Relation ASII Tira Ardianti, Rabu (18/4/2018).
Minat Grup Astra untuk menggarap ruas jalan tol Trans Jawa bukan tanpa pertimbangan.
Menurut Tira, lalulintas yang lebih tinggi di jalan tol Trans Jawa menjadi salah satu alasan ASII fokus menggarap jalan tol tersebut.
Saat ini, Grup Astra sudah membenamkan investasinya di sejumlah ruas jalan tol. Seperti ruas jalan tol Tangerang–Merak sepanjang 72,4 kilometer, ruas jalan tol Jombang-Mojokerto (40,5 km), ruas tol Cikopo–Palimanan (116 km), ruas tol Kunciran–Serpong (11,2 km) dan ruas tol Serpong–Balaraja (39,8 km).
Baca: Ini Agenda Presiden Jokowi di Pembukaan IIMS 2018 Kamis Besok
Baca: Waduh, Baru 325.000 Wajib Pajak Badan yang Sudah Lapor SPT
Namun, manajemen Grup Astra enggan menyebutkan alokasi anggaran untuk investasi jalan tahun pada tahun ini.
Secara total, Grup Astra mengalokasikan belanja modal dan investasi sepanjang 2018, mencapai Rp 25 triliun. Namun tidak disebutkan berapa alokasi untuk investasi jalan tol.
Rencana pemerintah menurunkan tarif jalan tol juga tidak memadamkan keinginan ASII berbisnis jalan tol.
Sebab, menurut Tira, ASII meyakini akan ada kompensasi tertentu yang diberikan pemerintah terkait rencana penurunan tarif jalan tol.
Sementara di bisnis otomotif, pangsa pasar alias market share kendaraan roda empat milik Grup Astra tergerus di awal tahun ini. Berdasarkan data Gaikindo, per Maret 2018, pangsa pasar mobil Astra sebesar 50%, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu 55%.
Tira menyebutkan, penurunan market share dipicu sejumlah faktor. Seperti adanya kompetisi dan kenaikan harga komoditas, sehingga konsumen lebih tertarik ke mobil komersial.
"Selain itu, kami juga melakukan inventory management. Kami turunkan inventory supaya agak sehat, makanya market share terkoreksi," kata dia.
Sebelumnya, pangsa pasar ASII pada 2016 cukup besar, lantaran meluncurkan LCGC untuk tujuh penumpang. ASII tengah mengatur strategi. "Kami ingin mempertahankan market share di kisaran 50%," ungkap Tira.