Pelemahan Rupiah Berpotensi Kerek Harga Bawang Putih
Merujuk data Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu (9/5/2018) ditutup melemah ke level Rp 14.084 per dolar AS
Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Tribunnews, Syahrizal Sidik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Peneliti Institute For Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara berpendapat melemahnya nilai tukar rupiah bisa berpotensi mendorong naiknya harga jual kebutuhan bahan pangan, salah satunya adalah bawang putih.
Merujuk data Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu (9/5/2018) ditutup melemah ke level Rp 14.084 per dolar AS atau terdepresiasi 32 poin setara 0,23 persen dibandingkan perdagangan sebelumnya Rp 14.052 per dolar AS.
Pelemahan rupiah sejak awal tahun tercatat 3,90 persen.
Bhima menilai, saat ini hampir sebagian besar pasokan bawang putih diimpor, karena biaya impor menggunakan komponen dolar AS, otomatis harga jual pun diprediksi terkerek.
Terlebih menjelang Lebaran, permintaannya cenderung akan mengalami kenaikan.
“Harga jual barang kebutuhan pokok otomatis akan naik, contohnya bawang putih yang 85 persen lebih pasokannya impor. Mendekati Lebaran permintaan secara musiman tinggi,” kata Bhima dalam keterangan tertulisnya, dikutip Kamis (10/5/2018) di Jakarta.
Bhima melanjutkan, dampak pelemahan rupiah akan langsung terasa ke biaya impor yang meningkat cukup tinggi.
Untuk impor baik bahan baku, barang modal dan barang konsumsi sebagian besar gunakan kapal asing yang membutuhkan dolar untuk biaya logistik.
“Sementara daya beli sedang lesu, jadi penjual tidak akan sembarangan naikan harga barang. Kondisi ini menggerus pendapatan pelaku usaha,” lanjut dia.
Baca: Astrobus MD City Cruiser, Bus Kota Medium yang Eye Catching dari Karoseri KMN Bogor
Belum Turun
Secara terpisah, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita memastikan ketersediaan dan harga pangan tidak melonjak pada Ramadhan tahun ini. Hal itu disampaikan Enggar saat rapat koordinasi terkait kebutuhan pangan saat Lebaran beberapa waktu lalu di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta.
"Saya sampaikan bahwa menjelang tanggal 15 Mei semua terkendali baik stok maupun harga,” kata Enggar.
Enggar menambahkan, salah satu harga bahan pangan yang masih belum turun adalah bawang putih. Namun demikian, pemerintah akan melakukan intervensi pasar jika bawang putih tidak turun jelang Ramadan. Berdasarkan data
“Harga bawang putih akan turun, ya segeralah,” tukasnya.
Menurut data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) pada Rabu (9/5/2018), harga rata-rata bawang putih berukuran sedang di pasar tradisional wilayah DKI Jakarta mengalami kenaikan 3,45 persen dari sebelumnya Rp 26.250 per kilogram menjadi Rp 37.500 per kilogram.