Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pelemahan Rupiah Sentuh Level Terendah dalam Tiga Tahun Terakhir

Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan, Kamis (28/6/2018) kembali melemah.

Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Sanusi
zoom-in Pelemahan Rupiah Sentuh Level Terendah dalam Tiga Tahun Terakhir
Tribunnews/JEPRIMA
ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan, Kamis (28/6/2018) kembali melemah.

Data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia menunjukkan, nilai tukar rupiah melemah ke posisi Rp 14.271 per dolar AS dari posisi sebelumnya, Rp 14.163 per dolar AS. Dengan posisi tersebut, rupiah terdepresiasi sebesar 0,76 dibandingkan hari sebelumnya. Level ini merupakan yang terlemah dalam tiga tahun terakhir sejak Oktober 2015 lalu.

Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM) Tony Prasetiantono menilai, setidaknya ada beberapa faktor yang menyebabkan pelemahan rupiah.

Pertama, adalah sikap pelaku pasar yang masih khawatir akan potensi terjadinya perang dagang AS-Tiongkok. Selain itu, ada juga faktor dari dalam negeri yang menyebabkan pelemahan mata uang garuda.

“Karena pelemahan rupiah termasuk yang paling besar di antara negara-negara emerging markets, maka patut diduga ada faktor internal kita,” kata Tony, kepada Tribunnews.com, Kamis (28/6/2018).

Faktor internal tersebut, kata Tony terlihat dari neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2018 yang kembali mengalami defisit sebesar 1,52 miliar dolar AS, Sementara itu, secara tahun kalender pada periode Januari hingga Mei 2018, nercara perdagangan mengalami defisit sebesar 2,83 miliar dolar AS.

“Saya duga, kinerja neraca perdagangan yg masih defisit pada bulan Mei ikut menekan rupiah. Faktor lain juga merosotnya cadangan devisa menjadi 122 miliar dolar AS,” imbuhnya.

Namun, Tony memprediksi, otoritas moneter akan memutuskan untuk kembali menaikkan tingkat suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 28 - 29 Juni 2018 untuk mengangkat kembali rupiah.

Berita Rekomendasi

“Saya duga naik 25 bps. Sambil melihat respons pasar dulu. Tidak perlu panik hingga menaikkan 50 basis poin,” katanya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah lebih disebabkan karena pergerakan sentimen pasar maupun faktor yang sifatnya fundamental.

Sri menegaskan, untuk faktor yang sifatnya relatif seperti perubahan kebijakan di Amerika Serikat hingga menguatnya dolar AS akan dilakukan langkah-langkah mitigasi oleh lembaga dan kementerian terkait.

“Untuk kebijakan moneter, Pak Gubernur (Bank Indonesia) sudah menyampaikan beberapa kali dan kami terus bekerja sama. Dari sisi external balance, kami akan perbaiki meski ini hanya akan memberi dampak untuk jangka menengah panjang.” kata Sri di Gedung Kementerian Keuangan, Kamis siang.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo juga mengungkapkan akan membahas kemungkinan menaikkan kembali suku bunga acuan atau BI 7-Day Repo Rate pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan tanggal 28 dan 29 Juni 2018.

Kebijakan tersebut ditempuh salah satunya untuk menghadapi penguatan dolaar AS sekaligus dalam rangka stabilisasi nilai tukar rupiah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas