Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pemerintah Masih Cari Investor Agar Merpati Bisa Kembali Terbang

PPA yang kini bertanggung jawab terhadap pengelolaan aset PT Merpati Airlines hingga kini masih mencari investor.

Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Sanusi
zoom-in Pemerintah Masih Cari Investor Agar Merpati Bisa Kembali Terbang
Apfia Tioconny Billy
Direktur Utama PPA, Henry Sitohang saat ditemui di DPR, Jakarta Selatan, Senin (16/7/2018). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) yang kini bertanggung jawab terhadap pengelolaan aset PT Merpati Airlines hingga kini masih mencari investor.

Pencarian investor menjadi krusial karena berguna untuk merestrukturisasi Merpati, sehingga saat sidang Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) 3 November 2018 mendatang, tidak dihapuskan dari daftar BUMN, dan bisa beroperasi kembali.

Direktur Utama PPA Henry Sitohang menyebutkan pencarian investor memang memakan waktu yang panjang, melihat aset Merpati saat ini hanya sedikit dan utang besar Merpati yang mencapai Rp 10 triliun.

Selain mencari investor, PPA juga melakukan sejumlah upaya pengembangan seperti menyelesaikan gaji karyawan seperti tunggakan pesangon sebesar Rp 365 miliar dari total tunggakan Rp 461 miliar.

"Bukan hanya cari investor menyelesaikan karyawan kita juga yang danai, nah untuk operasional kemarin gajian dari mana ya kita sekalian siapakan proposal ya kita kita bantu buat proposal," ungkap Henry Sitohang di DPR, Jakarta Selatan, Senin (16/7/2018).

Henry menyebutkan saat ini tengah dilakukan diskusi insentif dengan satu perusahaan yang siap menjadi investor Merpati.

Sayangnya Henry masih enggan menyebutkan namanya tetapi perusahaan tersebut dulunya bergerak di sektor penerbangan.

Berita Rekomendasi

Kemudian calon investor tersebut memiliki pendanaan dari asing untuk nantinya melakukan pendanaan dan pengadaan aset Merpati. Namun Henry menegaskan saat ini masih terus dilakukan diskusi.

"Ada yang masuk dari swasta mungkin dia afiliasi juga karena belum ditetapkan sebagaimana, mungkin namanya gak usah kita sebutkan gitu," kata Henry.

Rencananya utang kreditur akan dikonversi menjadi saham di Merpati, namun kepemilikan saham kreditur atau yang pemberi utang bisa saja terdilusi setelah investor resmi masuk.

"Jadi nanti yang mayoritas investor, eks kreditur ini minoritas dan pemegang saham lama tinggal kecil sahamnya," papar Henry.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas