Pemerintah Wajibkan Semua Kendaraan Pakai Bahan Bakar Biodiesel
Peningkatan konsumsi biodiesel domestik diharapkan juga meningkatkan serapan produk sawit RI.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Kontan, Sinar Putri S Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah akan segera merevisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 61 Tahun 2015 tentang Penghimpunan dan Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit. Revisi dilakukan untuk mempercepat pelaksanaan mandatori biodiesel ke seluruh jenis moda transportasi.
Ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan konsumsi biodiesel sehingga mengurangi defisit neraca dagang karena impor solar berkurang.
Peningkatan konsumsi biodiesel domestik diharapkan juga meningkatkan serapan produk sawit RI.
"Jika mandatori biodiesel dipercepat, saya dapat informasi bisa hemat devisa US$ 21 juta per hari," jelas Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat membuka rapat terbatas tentang percepatan mandatori biodiesel di Kantor Presiden, Jumat (20/7/2018).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, impor solar turut mendorong peningkatan defisit perdagangan minyak dan gas.
Sepanjang Januari-Juni 2018 impor migas mencapai US$ 8,05 miliar, naik dari periode sama tahun lalu US$ 7,25 miliar. Hal itu membuat defisit neraca perdagangan hasil minyak melonjak dari US$ 6,41 miliar menjadi US$ 7,22 miliar.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjelaskan, instruksi Presiden Jokowi untuk memperluas penggunaan biodiesel domestik akan terlaksana dengan merevisi Perpres 61/2015.
"Perpres akan direvisi agar (penggunaa
Baca: Bisnis Unik Zaskia Gotik, Usaha Kontrakan dan Berburu Lahan Sawah di Cikarang
Baca: Bius Bulu Mata Palsu Mira Lesmana
Perpres 61/2015 hanya mewajibkan penggunaan biodiesel untuk kendaraan PSO seperti kereta api dan bus.
Sedangkan jenis yang lain tidak, sedangkan kebutuhan solar non PSO, sebesar 16 juta ton. "Nanti akan ada penambahan demand biofuel 3,2 juta ton per tahun," jelas Airlangga.
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menilai, percepatan mandatori biodiesel banyak manfaatnya. Pertama, lebih ramah lingkungan.
Kedua, menghemat devisa US$ 5,5 miliar per tahun. Ketiga, menaikkan harga minyak sawit.
"Penghasilan para petani kelapa sawit juga akan meningkat," jelas Darmin. Saat ini mandatori pencampuran biodiesel ke solar adalah 20% atau B20.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.