Pulang ke Tanah Air, Jokowi Bawa Nama Vasanta Masuk Dalam Daftar Kerjasama Korsel
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) berhasil membawa pulang kesepakatan bisnis ke Indonesia senilai USD 6,2 milyar atau setara Rp 91,7 tririlun (kurs Rp1
Editor: Content Writer
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) berhasil membawa pulang kesepakatan bisnis ke Indonesia senilai USD 6,2 milyar atau setara Rp 91,7 tririlun (kurs Rp14.800 per USD) hasil dari kunjungannya ke Korea Selatan. Bertolak ke Negeri Ginseng pada Minggu, 09/09/18 agenda pertemuan kenegaraan dengan Presiden Korsel Moon Jae-in, merupakan penanda terjalinnya 45 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Korsel.
Yang menarik selain bertemu Presiden Korea Selatan, Jokowi juga turut menghadiri one-on-one meeting dengan beberapa perusahaan besar Korsel serta hadir dalam pertemuan bertajuk "Indonesia-Korea Business and Investment Forum 2018: Enhancing Industrial Cooperation."
Hasilnya Jokowi mampu menyepakati Nota Kesepahaman B2B yang ditandatangani kedua negara salah satunya ialah, kerjasama dalam sektor industri properti. Tercatat bahwa proyek anyar milik pengembang asal Indonesia Vasanta, yang diberi nama Vasanta Innopark berlokasi di Cikarang Barat Kabupaten Bekasi, adalah satu diantara dua proyek properti yang masuk dalam nota kerjasama yang terjalin antara Korsel dan Indonesia dengan total nilai investasi sebesar US$300 juta.
Vasanta Innopark merupakan hunian, kawasan komersial, perkantoran, pusat bisnis dan pusat hiburan yang menyatu menjadi sebuah CBD yang sarat akan nuansa Jepang didalamnya dengan konsep “Integrated City Within A City”.
Sejak diluncurkan pada penghujung tahun 2017 lalu, Vasanta Innopark mendapat sambutan dan antusias yang luar biasa dengan sukses menjual lebih dari 1.400 unit kurang dari 8 bulan. Tidak hanya masyarakat, sejumlah investor pun tertarik menanamkan modalnya disini salah satunya investor asal Korea Selatan. Walau Korsel tertarik pada penanaman modal, konsep ala Jepang dengan matang akan disuguhkan pada proyek yang dijadwalkan rampung dalam 3 tahun mendatang ini, terlebih pengembang juga memilih Jepang sebagai pengelola kawasan dan hunian. (*)