Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Dirut Pertamina Buka Suara soal 'Drama' Pembatalan Kenaikan Harga BBM Premium

Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati buka suara mengenai "drama" kenaikan BBM jenis premium yang akhirnya ditunda

Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Sanusi
zoom-in Dirut Pertamina Buka Suara soal 'Drama' Pembatalan Kenaikan Harga BBM Premium
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Dirut Pertamina Nicke Widyawati 

TRIBUNNEWS.COM, NUSA DUA - Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati buka suara mengenai "drama" kenaikan BBM jenis premium yang akhirnya ditunda.

Nicke mengatakan, sebenarnya ia sudah tahu mengenai adanya rencana Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan untuk menaikkan harga BBM jenis premium. Namun, Pertamina tidak siap jika rencana langsung dieksekusi, karena kurangnya persiapan menyangkut operasional.

Baca: Baru 30 Menit Diumumkan, Presiden Jokowi Minta Kenaikan Harga BBM Premium Ditunda

Sementara itu kemarin (11/10/2018) Jonan mengumumkan kenaikan BBM pada pukul 17.36 Wita dan kenaikan disebutkan paling cepat akan dilakukan pada pukul 18.00 WIB.

"Tahu (Premium akan naik, red), saya sebelumnya bertemu Pak Jonan, saya di sini (Bali) juga diinfokan kalau kami perlu waktu juga untuk set up semua itu dengan tim IT kan SPBU kita banyak juga," papar Nicke di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10/2018).

Kemudian kata Nicke untuk menentukan kenaikan harga BBM jenis premium perlu dilakukan koordinasi terlebih dulu dengan tiga menteri yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian karena premium merupakan BBM jenis penugasan khusus.

Selain itu kenaikan harga juga perlu mempertimbangkan kemampuan daya beli masyarakat.

"Ini bukan masalah siap atau nggak siap, khusus premium yang BBM khusus penugasan ada ketentuan penetapan harganya dilakukan oleh menteri dengan koordinasi tiga menteri yang menggunakan variabel kemampuan daya beli," papar Nicke.

Berita Rekomendasi

Sebelumnya harga premium di kawasan Jawa, Madura, Bali (Jamali) bakal dinaikkan dari Rp 6.550 per liter menjadi Rp 7.000 per liter. Sedangkan untuk diluar Jamali akan naik dari Rp 6.450 per liter menjadi Rp 6.900 per liter.

Jonan menyebutkan rencana kenaikan sebesar sebesar 7 persen itu karena mempertimbangkan harga minyak dunia yang terus melonjak dan juga kenaikan harga minyak dalam negeri (ICP).

"Dengan mempertimbangkan sekarang itu brent itu 84-85 dolar AS per barrel, dari Januari kurang lebih 30 persen dan juga ICP dari awal sampai sekarang naik 25 persen dari 60 jadi september 74 jadi 74.88 jadi ini pertimbangannya," kata Jonan di Sofy Hotel, Nusa Dua, Rabu (10/10/2018).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas