Prediksi Ekonom: Pertumbuhan Kredit Akan Melambat Terimbas Perang Dagang
“Pertumbuhan kredit bisa berpotensi melambat, di kisaran 9-11 persen di tahun depan,” kata Josua Pardede
Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Tribunnews, Syahrizal Sidik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Ekonom PT Bank Permata Tbk (BNLI) Josua Pardede menilai, meningkatnya eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat dengan China berpotensi memperlambat laju pertumbuhan kredit di tahun depan. Sebab, dengan meningkatnya ketegangan perang dagang akan membuat ekspansi bisnis terhambat dan menimbulkan gejolak di pasar keuangan.
“Pertumbuhan kredit bisa berpotensi melambat, di kisaran 9-11 persen di tahun depan,” kata Josua Pardede kepada Tribunnews.com, Kamis (18/10/2018).
Selain itu, kata Josua, bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reseve berencana masih akan menaikkan suku bunga acuannya satu kali lagi hingga akhir tahun ini.
Karena itu, Josua memprediksi, Bank Indonesia akan mengantisipasinya dengan menaikkan tingkat suku bunga acuannya untuk mengimbangi kenaikan suku bunga The Fed sebanyak 25 basis poin hingga akhir tahun ini.
Baca: Pagi Ini Emas Antam Ditransaksikan Naik Rp 3.000 Per Gram
Josua menilai, hingga saat ini Bank Indonesia suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate dari level 4,25 persen menjadi 5,75 persen. Perbankan, kata dia juga sudah meresponsnya dengan menaikkan suku bunga kredit.
“Kalau suku bunga sudah naik, dampaknya ke permintaan kredit akan melambat dibandingkan tahun ini,” ungkap Josua.
Baca: Ultah Ke-67, Prabowo Traktir Komunitas Emak-emak Makan Bareng di Pujasera Blok M
Josua menambahkan, di tahun ini pertumbuhan kredit sudah di atas 10 persen karena ekonomi dalam negeri sudah mulai kuat sejak 2017.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi di triwulan III-2018 juga cukup positif mendukung penyaluran kredit. “Permintaan kredit sangat berkaitan langsung dengan investasi dan aktivitas ekonomi,” ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) memprediksi pertumbuhan kredit tahun depan tidak akan sekinclong di tahun ini. Perseroan mematok pertumbuhan kredit 11,5 persen di 2019 secara tahunan dari 13 persen di 2018.