Rupiah Menguat, Sri Mulyani: Pondasi Ekonomi Indonesia Masih Sangat Kuat
Sempat jatuh ke kisaran Rp 15.000 per dollar AS, mata uang Garuda itu sempat menguat ke posisi Rp 14.500-an.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS mengalami penguatan sejak awal pekan.
Sempat jatuh ke kisaran Rp 15.000 per dollar AS, mata uang Garuda itu sempat menguat ke posisi Rp 14.500-an.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, menguatnya nilai tukar tidak lepas dari pondasi ekonomi Indonesia yang masih sangat kuat. Hal ini penting untuk terus dikomunikasikan dengan baik agar bisa menumbuhkan kepercayaan pasar terhadap ekonomi RI.
"Oleh karena itu, pada saat pasar lebih rasional, kita akan mendapatkan apa yang disebut dengan capital inflow yang lebih positif. Tapi kita tetap harus hati-hati karena memang suasana politik global saat ini," kata Sri Mulyani, Jumat (9/11/2018).
Meski demikian, perempuan yang kerap disapa Ani ini menilai bahwa nilai tukar rupiah akan tetap berfluktuasi seiring sentimen pelaku ekonomi di tengah kondisi ekonomi global saat ini.
Dia berharap, di tengah ketidakpastian itu, para pelaku ekonomi global tetap memandang positif perekonomian Indonesia.
Sri Mulyani mengungkapkan, dirinya telah bertemu dengan para investor dan pelaku ekonomi dalam lawatannya ke Australia dan Singapura belum lama ini. Umumnya, para investor dan pelaku ekonomi memiliki pandangan yang positif kepada ekonomi Indonesia.
"Makin kita berkomunikasi kita berharap bahwa pelaku ekonomi terutama di tingkat regional global akan memahami itu," kata dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rupiah Terus Menguat, Ini Komentar Sri Mulyani "