Ini Konsep yang Diterapkan AP II untuk Terminal 4 Bandara Soekarno Hatta
Angkasa Pura II (Persero) memastikan Terminal 4 Bandara Soekarno-Hatta yang akan dibangunnya sesuai dengan tuntutan "Making Indonesia 4.0"
Penulis: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Angkasa Pura II (Persero) memastikan Terminal 4 Bandara Soekarno-Hatta yang akan dibangunnya sesuai dengan tuntutan "Making Indonesia 4.0".
Making Indonesia 4.0 adalah peta jalan yang dibuat oleh pemerintah untuk memasuki era revolusi industri 4.0.
Peta jalan ini menjadi strategi dan arah yang jelas dalam pengembangan industri nasional yang berdaya saing global. Aspirasi besar dalam Making Indonesia 4.0 adalah menjadikan Indonesia masuk dalam jajaran 10 negara yang memiliki perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030.
"Teknologi sudah masuk ke Bandara. Ada satu konsep yang ingin kami dorong sejalan dengan visi perusahaan, smart and connected airport yang sesuai dengan Making Indonesia 4.0. Saat ini Terminal 4 Bandara Soekarno-Hatta tengah membuka pelelangan pekerjaan desain. Saya maunya Terminal 4 ini jika selesai dibangun sudah sesuai dengan era Industri 4.0," tegas Presiden Direktur Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin dalam presentasinya di diskusi HUT ke-7 IndoTelko dengan tema "IoT for Making Indonesia 4.0," Rabu (27/11/2018).
Diharapkannya, desain untuk terminal 4 akan selesai pada 2019 dan jika tak ada hambatan, pembangunan akan kelar di 2023 atau 2024.
"Dari sekarang saya sudah paksa tim yang terlibat berpikirnya untuk 2024, jangan berfikir sekarang. Apa di masa itu yang namanya kecerdasan buatan dan Internet of Things (IoT) sudah menjadi kebutuhan bagi operasional dan layanan bandara. Kemampuan untuk menerawang sampai saat itu yang diperlukan. Jangan sampai nanti menjadi bandara yang tidak sesuai dengan zamannya," ulasnya.
Pria yang akrab disapa MA ini mengatakan sebagai operator bandara, digitalisasi mendatangkan pendapatan baru bagi perseroan.
"Sekarang penumpang udara itu biasa self service karena sudah mobile first. Ini menjadikan pendapatan baru bagi pengelola bandara kalau mengikuti arus digitalisasi. Misal, soal pengelolaan cash to cash transaksi di bandara, sehari itu ada Rp 3 triliun. Kalau kita bisa shift menjadi non tunai, ada potensi Merchant Discount Rate bagi kami," jelasnya.
Adopsi IoT
MA pun menjelaskan, saat ini untuk bandara Soekarno-Hatta tengah dijajaki adopsi Internet of Things (IoT) seperti di Aviobridge untuk mendeteksi pergerakan penumpang sejak mendarat di bandara agar memudahkan pelayanan bagasi, imigrasi, penjemputan, dan lainnya.
"Ini kami sedang jajal dengan Telkom untuk adopsi IoT agar sejak masuk garbarata bisa tahu berapa penumpang yang datang. Jadi ketika semua masuk titik pelayanan tak terjadi penumpukan," katanya.
Ada lagi rencana immplementasi Baggage Tracking System (BTS) yang mengkombinasikan RFID dan IoT agar penumpang bisa mengetahui status terkini dari barang bawaanya.
"Sekarang kan kalau orang masukkan barang ke bagasi deg-degan. Ini kita bisa sajikan pergerakan bagasinya hingga masuk perut pesawat," katanya.
Diungkapkannya, hingga November 2018 perseroan dari lini bisnis digital seperti Airport eCommerce, e-Payment, dan e-Advertising sudah menghasilkan pendapatan sekitar Rp 3 miliar dan dibidik menjadi Rp 5 miliar di akhir 2018.
"Ada dua layanan digital akan diluncurakan sebentar lagi yakni BIG Data dan Community," pungkasnya.