AJB Bumiputera 1912 Minta Hormati Proses Hukum Terkait Status 2 Aset Propertinya
AJB Bumiputera 1912 menegaskan kedua aset tersebut merupakan obyek milik mereka yang sah.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Kontan, Ratih Waseso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 melalui kuasa hukumnya Army Mulyanto menanggapi tindakan yang dilakukan Soeseno HS bersama kuasa hukumnya terkait penyitaan terhadap dua asetnya.
Dua aset tersebut berupa tanah dan bangunan di jalan Wolter Monginsidi No 84 Jakarta Selatan serta tanah dan bangunan di jalan Bintaro Raya No 10 Tanah Kusir Kebayoran Lama.
AJB Bumiputera 1912 melalui surat tanggapan yang dikirim kepada Kontan.co.id, Rabu (9/1/2019), meminta dan memperingatkan siapapun pihak untuk tetap menghormati proses hukum sesuai aturan hukum yang berlaku.
"Saat ini sedang berjalan proses upaya hukum Peninjauan Kembali dan Gugatan Perlawanan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, sehingga sampai belum adanya putusan dari pihak berwenang AJB meminta semua pihak untuk menghormatinya," terang kuasa hukum AJB Bumiputera 1912 dalam surat tanggapan tersebut.
AJB Bumiputera 1912 menegaskan kedua aset tersebut merupakan obyek milik mereka yang sah.
Pihak lain tidak dapat melakukan upaya apapun secara sepihak tanpa keputusan hukum tetap. Saat ini tengah berjalan proses hukum terkait dua aset milik AJB Bumiputera 1912.
Mengingat kembali, pada 7 Januari 2019 Soeseno HS yang merupakan mantan Dirut AJB Bumiputera 1912 yang diwakili kuasa hukumnya, mendatangi gedung AJB yang terletak di Jalan Woltermonginsidi Jakarta Selatan. Kedatangan tersebut guna melakukan penyitaan terhadap aset milik AJB.
Baca: AJB Bumiputera 1912 Diminta Segera Bayar Tunggakan Klaim Rp 19 Miliar ke Mantan Dirutnya
Muara dari permasalahan tersebut menurut Eggi Sudjana kuasa hukum Soeseno HS berdasarkan putusan pengadilan dimana AJB Bumiputera 1912 diwajibkan membayar kepada Soeseno HS sebesar Rp 19 miliar yang merupakan sisa fee.
"Klien kita dulu membawa nasabah, nasabahnya besar perum perumnas, preminya kurang lebih Rp 400 milyar, itu ada fee kan. Awalnya sekitar Rp 56 milyar sisanya ini yang Rp 19 milyar," terang Eggi Sudjana di kantor AJB Bumiputera 1912, Jakarta Selatan, Senin (7/1/2019).