Prudential Luncurkan Produk Antisipasi Dampak Keuangan dari Penyakit Kritis
Prudential Indonesia meluncurkan PRUCritical Benefit 88 sebagai instrumen menekan dampak keuangan dari penyakit kritis.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Prudential Indonesia meluncurkan PRUCritical Benefit 88 sebagai instrumen menekan dampak keuangan dari penyakit kritis.
Presiden Direktur Prudential Indonesia, Jens Reisch mengatakan produk ini melengkapi portofolio solusi kesehatan dan proteksi Prudential.
"Kami terus melayani kebutuhan nasabah yang terus berubah. Kami percaya PRUCritical Benefit 88 dapat menjadi solusi bagi masyarakat Indonesia dalam mengantisipasi dan mengelola dampak keuangan yang ditimbulkan oleh penyakit kritis," kata Reisch di kawasan Kuningan, Jakarta, Senin (14/1/2019).
Di tempat yang sama, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr. Vito Anggarino Damay, SpJP (K), M.Kes menjelaskan ada banyak risiko penyakit kritis yang bisa dialami tanpa diduga.
Menurutnya, para pekerja khususnya kerap abai kepada diri sendiri dalam menjaga kondisi tubuh terutama kesehatan jantung.
Baca: Pihak Ahli Waris Nasabah Klaim Putusan MA Wajibkan Prudential Bayar Rp 75 Juta
"Kesibukan dan tuntutan pekerjaan merupakan tantangan dalam menerapkan pola hidup sehat. Kebiasaan seperti merokok, tidak
olahraga rutin, kurang makan buah dan sayur serta kebiasaan makan tidak teratur adalah faktor-faktor risiko utama penyebab PTM," tutur dr. Vito.
Saat ini, usia muda, bahkan tidak menjamin seseorang terbebas dari ancaman penyakit kritis.
Masyarakat harus mulai menaruh perhatian karena dampak dari penyakit kritis bukan saja kematian dan kecacatan, namun beban keuangan berupa biaya rumah sakit, dan biaya hidup.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 Kementerian Kesehatan, prevalensi berbagai Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, dan hipertensi mengalami kenaikan.
Hipertensi naik dari 25,8% menjadi 34,1%, prevalensi stroke naik dari 7% menjadi 10,9%, penyakit ginjal kronis naik dari 2% menjadi 3,8%,
dan prevalensi kanker naik dari 1,4% menjadi 1,8%.