Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Blok Cepu Salip Blok Rokan Jadi Penyumbang Minyak Terbesar Dalam Negeri

Pemerintah menjadikan blok cepu sebagai penyumbang produksi lifting minyak bumi nasional terbesar.

Penulis: Ria anatasia
Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Blok Cepu Salip Blok Rokan Jadi Penyumbang Minyak Terbesar Dalam Negeri
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Direktur Pengusahaan Hulu Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto (tengah), didampingi Deputi Pengendalian Operasi SKK Migas Muliawan (kanan) dan Ketua Panitia OGIFI 2015 Andry Hidayat, memberikan keterangan kepada wartawan saat akan dimulai Oil & Gas Investment Forum Indonesia (OGIFI) 2015 di Hotel Hilton, Kota Bandung, Kamis (12/11/2015). Acara yang dihadiri para pelaku industri migas dan sejumlah investor ini diharapkan dapat menggairahkan kembali kegiatan eksplorasi dan meningkatkan tingkat produksi minyak nasional yang saat ini mengalami kelesuan akibat dari harga minyak yang merosot tajam secara global dalam beberapa tahun ke belakang. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah menjadikan blok cepu sebagai penyumbang produksi lifting minyak bumi nasional terbesar.

Blok cepu saat ini menggeser posisi blok rokan yang dioperatori PT Chevron Pacific Indonesia.

Kementerian ESDM mencatat, produksi blok yang dioperatori ExxonMobil itu mencapai 220 ribu barel per hari (bph) dan diperkirakan akan bertahan hingga 2020.

Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan yang ada di proposal pengembangan (PoD) sebesar 165.000 bph. 

Baca: 9 Jam Diperiksa, Isi 'Chatting' Vanessa Angel Disebut Polisi Tak Sesuai Etika: Banyak Sekali

Dirjen Migas Kementerian ESDM, Djoko Siswanto menjelaskan peningkatan ini terjadi setelah operator blok cepu memasang fasilitas alat pendingin (cooler).

"Blok Cepu itu kan sekarang menyalip Chevron (Blok Rokan), dia awal PoD 165.000 barel per hari lalu kami upayakan ke 185.000 barel per hari, lalu naik ke 220.000 barel per hari, itu upayanya dengan memasang fasilitas cooler," kata dia dalam keterangan resmi, Rabu (16/1/2019).

Berita Rekomendasi

Fasilitas cooler, imbuh Djoko, paling tidak bisa mempertahankan produksi blok Cepu sesuai Rencana Program dan Anggaran (WP&B) sampai tahun 2020.

Baca: Produksi Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu Kini Mencapai 220.000 Barrel Per Hari

Dengan begitu, apabila nanti di tahun 2021 terjadi penurunan bisa teratasi dari produksi lapangan Kedung Keris yang akan mulai beroperasi di akhir tahun ini.

"Kedung Keris sekarang dalam proses pemasangan pipa, sepanjang 6 km untuk masuk di fasilitas lapangan Banyu Urip," ujar Djoko.

Untuk diketahui, ExxonMobil selaku operator pertama kali menemukan lapangan Banyu Urip dengan cadangan mencapai 450 juta barel. Mulai berproduksi pada 2008 dengan kapasitas 20 ribu barel sehari di 2009, dan terus naik sampai sekarang.

Pada awal bulan Desember 2018, cadangan Blok Cepu meningkat setelah operator melakukan pembaruan data seismik reprocessing guna meningkatkan gambaran di bawah permukaan tanah. Cadangan Lapangan Banyu Urip mengalami penambahan dari 729 juta barel menjadi 823 juta barel.

Kini, Blok Cepu didaulat sebagai andalan utama lifting minyak nasional menggeser Blok Rokan yang hanya memproduksi rata-rata 190 ribu bph lantaran masuk dalam kategori mature. "Secara alamiah, kalau minyak diambil terus menerus ya abis," jelas Djoko.

Meski begitu, keduanya tetap merupakan tumpuan produksi dan lifting minyak nasional. Secara umum, lifting minyak pada tahun 2018 mencapai 778 Million Barrel Oil Per Day (MBOPD).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas