Signifikan Turunkan Inflasi Bahan Pangan, Indonesia Lampaui 12 Negara, Termasuk Jerman dan Kanada
Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2014 lalu angka inflasi mencapai 10,57 persen.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
"Terima kasih teman-teman dari Tribun, bapak-bapak ini adalah orang-orang hebat, kami dulu di media cuma kontributor, tapi kontributor saja bisa jadi menteri," kata Amran disertai tawa.
Sontak apa yang disampaikan Amran pun disambut gelak tawa para petinggi Tribun yang hadir.
Di hadapan para petinggi Tribun Network itu pula, ia mencoba untuk mengklarifikasi sejumlah pemberitaan yang memojokkan kementerian dan kepemimpinannya.
"Banyak yang tidak tahu apa sih yang dilakukan kementerian, karena yang muncul di permukaan adalah hanya bagian kecil yang selalu dipelintir, jadi bagian kecil, tidak utuh," papar Amran.
Tidak hanya memaparkan capaian kinerjanya saja, Amran juga telah merumuskan Kebijakan Perubahan dan Regulasi untuk 2019 ini.
Ia telah menyusun sejumlah poin penting dalam melakukan Penyempurnaan Regulasi serta Penataan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Manajemen.
Untuk Penyempurnaan Regulasi, Amran menyiapkan enam fokus, yakni Revisi Perpres 172/2014 Tender PL, Refocusing Anggaran 2015-2017 sebesar Rp 12,2 Triliun, bantuan benih tidak di eksisting, inovasi baru, deregulasi perizinan dan investasi, serta pengendalian impor dan mendorong ekspor.
Sementara untuk Penataan SDM dan Manajemen, Kementerian Pertanian melakukan lelang jabatan, UPSUS & Monev harian, lepas ego-sektoral, sapu bersih pungli, Satgas KPK, Kejagung Polri dan BPKP, serta Lumbung Pangan Dunia.
Terkait refocusing anggaran, Amran menjelaskan bahwa pada 2018 ini, dirinya telah memangkas penggunaan anggaran untuk belanja operasional dari angka 48 persen menjadi hanya 3 persen.
Kemudian 85 persen dari anggaran itu difokuskan untuk belanja sarpras atau kebutuhan petani, "Refocusing anggaran ini menarik, 48 persen ini (digunakan untuk hal) nggak jelas, sekarang 48 persen (saya pangkas) jadi 3 persen, belikan pupuk, belikan racun tikus belikan untuk petani, semua untuk petani,".
Bahkan Amran pun menegaskan dirinya tidak menggunakan anggaran tersebut untuk kebutuhan operasionalnya.
"Mobil saya mogok 2 kali, mobil Menteri, aku naik taksi, nggak usah ganti, kalau tidak (naik taksi), naik ojek, saya tidak mau beli mobil, motor mobil itu tidak berpengaruh pada produksi," tegas Amran.
Perlu diketahui, Pagu Kementerian Pertanian tahun anggaran 2018 sebesar Rp 23,84 triliun.
Untuk pencapaian lainnya yang telah diperoleh Kementerian Pertanian dibawah kepemimpinan Amran adalah perolehan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) selama dua tahun berturut-turut, yakni 2016-2017.
Perolehan itu merupakan 'pertama' dalam sejarah kementerian tersebut sejak 2006 silam.
Selain itu pihaknya juga memperkenalkan sapi Belgian Blue yang memiliki berat mencapai 2 ton untuk percepatan swasembada daging sapi.
Pada 2018 ini, Kementerian tersebut telah berhasil menyatukan Transfer Embrio (TE) dan Inseminasi Buatan (IB) pada 312 ekor Belgian Blue.
Angka kelahiran dari hasil penggabungan TE dan IB itu mencapai 119 ekor.
Ia pun optimis pertanian bisa menjadi leading sector dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.